originally posted @ Neverland Journey.
Atas saran Raida, suatu ketika akhirnya kami menyambangi city, turun ke kota mengunjungi Ambassador. Eh, bukan sowan ke tempat pak Duta Besar loh, tapi sebuah supermarket yang kebetulan memang bernama Ambassador. Konon, supermarket ini menjual prentilan bahan-bahan masak Filipina, Thailand dan Asia.
Selalu aja excited kalo berkunjung ke tempat-tempat seperti ini, berharap menemukan sesuatu atau sebuah keunikan. Bener aja bukan cuman sebuah kejutan dari Ambassador tapi beragam bonus hal menarik kami temui di sekitar area supermarket ini.
Ambassador terletak di Kuwait City, kira-kira 20 menit perjalanan dari areal pemukiman kami. Di sini terdapat deretan toko-toko yang menjual berbagai macam barang. Kalo mau ngebayangin, bayangin aja perpaduan antara Pasar Baru Jakarta dan Pasar Blok M-Melawai. Ada toko kain, tukang jahit, toko elektronik, warung serba ada, warung makan, tempat cetak foto, tukang cukur, toko taneman, agen tour and travel, money changer, dll. Kaum pendatang dari India tampak mendominasi, persis seperti perkampungan India. Sungguh sebuah perpaduan yang antik dengan bangunan-bangunan lama yang bisa dibilang sudah "busuk" tak terurus.
Sampai di Ambassador, kami melangkah dengan semangat memasuki pintu masuk yang berupa tirai plastik bertuliskan Coca Cola. Langsung menuju deretan sayur-mayur untuk men-cek dan ricek ada apa gerangan di sana? Surprise banget waktu gue tiba-tiba menemukan tahu dan tempe. Tanpa pikir-pikir, langsung embat masukin ke keranjang belanjaan, berhubung Papin pengen makan tahu goreng. Abis itu langsung blingsatan deh, ada daun pandan langsung aja sikat, trus ngeliat pisang jadi kepikiran besok bikin pisang goreng ahhh, enak dingin-dingin gini sambil ngupi! :).
Ki-ka : Tahu, Tempe, Pandan
Si penjaga toko yang fasih menyebutkan sayur-sayuran dalam bahasa Indonesia
Rak demi rak kami lewati, sampai akhirnya kami "mendarat" pada jejeran gula merah...wooooaaa....mauuu!! Made in India sih, gatau gimana rasanya, tapi coba aja ah!
Bukan gula Jawa tapi gula India
Cukuplah survey (sekalian belanja) di Ambassador. Patut kami datangi lagi next time, kalo tiba-tiba kangen tahu dan tempe :).
Setelah membayar belanjaan, kaki kami kembali melangkah, meninggalkan Ambassador menuju area Salhiya dan menemukan kejutan-kejutan berikutnya......(bersambung yaaaa....).
whoaaaaaa.. seneng pastehnya ya mak ada chahu and chempe *cincha lowra mode on*
ReplyDeleteyoi, tapi gak ujyan, gak becyek dan gak ada ojyekk...hiyaaaa...kagak nyambung jek! kecyularan cinca niihh :P
ReplyDeleteDit, asik banget ngeliat elo belanja2 sama anak2. Eh, kemaren gue ketemu toko prakarya di tempat gue. Begitu masuk, kayak orang kalap. Banyak banget properti yg bisa dipake buat poto2. Parah nih, otak gue selalu diisi sama ide2 pemotretan. Padahal sih, moto aja udah jarang banget...huhuhu.
ReplyDeleteGimana, Dit? Gula merah made in India-nya udah dicoba blom?