8.27.2008

Cooking with Love : Dibalik Video Pendek Penuh Cinta

by : Pinot & Dita

Dalam rangka peluncuran buku resep "Cooking with Love" (A tribute to Inong Haris), tim penyusun buku, para sahabat dari We R Mommies : Wanda Hazman, Mamiek Syamil, Sofie Dewayani, Wiwit Wijayanti dan Eva Y. Nukman memberikan kepercayaan kepada kami, Pinot & Dita untuk membuat sebuah video pendek sebagai bagian dari materi promosi. Video tersebut akan digunakan pada event Upload Day yang diselenggarakan oleh We R Mommies Indonesia, pada tanggal 27 Agustus 2008, di mana materi itu akan diupload dan diembed oleh para peserta event di blog masing-masing.

Terus terang, saat kami menerima titah tersebut, rada ketar-ketir juga, mengingat materi yang diangkat dalam bentuk video tersebut sifatnya sensitif dan menyentuh. Terbersit kekhawatiran, hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, mengingat almarhumah adalah pesohor di dunia blog dan video ini akan ditonton ratusan pasang mata (dan mungkin kalo sudah masuk Youtube bisa ribuan pasang mata yang menyaksikan). Kebetulan kami juga tidak mengenal secara dalam almarhumah Inong Haris, sehingga perlu mengumpulkan bermacam informasi untuk mendapatkan mood yang tepat di video ini.

Inspirasi dan gagasan didapat dari karya ayah Pinot yang kebetulan pernah membuat karya film berlatar belakang mirip : mengenang seseorang yang telah wafat. Latar belakang musik yang digunakan didominasi "choir" voice yang bikin merinding. Serta ada sedikit bumbu orkestra, yang berguna untuk mengangkat kesan ceria dan semangat. Penggabungan gambar-gambarnya pun tidak lambat -- dissolve-to-dissolve yang justru menghanyutkan emosi larut dalam kesedihan -- justru diedit dalam tempo dinamis dan cepat (fast-cut). Irama cepat ini yang kami gunakan sebagai irama pemunculan dari isi halaman-halaman buku "Cooking with Love". Dan satu pesan dari sang ayah, film ini dibuat bukan untuk meratapi sang almarhum. No wonder dapet piala Citra tahun 1982 baheula *cie bangga bole dunk*

Setelah membaca sekilas isi buku dan latar belakang almarhumah serta berkonsultasi dengan klien cantik, maka diputuskan sifat dan rasa videonya :
- Jangan terlalu larut dengan kepergian Inong
- Menyentuh tapi tidak membuat sedih yang berlarut-larut
- Keharuan yang muncul harus diimbangi dengan keceriaan dan semangat cinta
- Keindahan dari keberpisahan
- Durasi jangan terlalu panjang
- Dan tentu saja, bagi yang tidak mengenal Inong harus tetap dapat merasakan pesan dan makna dari buku tersebut




Dari situlah kami berangkat. Musik pun dipilih dari soundtrack "Finding Neverland" karya komposer Jan A.P Kaczmarek. Selain aura-nya 'dapet', konsep cerita film tersebut juga "keindahan dari keberpisahan" -- tokoh wanitanya wafat dan meninggalkan sejuta inspirasi bagi kekasihnya. Nyambung lah pokoknya :D

File isi buku digodok di Adobe AfterEffect, dibuat membentuk seperti halaman-halaman buku, lengkap dengan samudera text karya tulis Inong serta beberapa foto. Elemen dan warna juga diambil dari desain buku, agar tetap satu rasa. Setelah itu difinishing di FinalCut Pro, diracik bareng musiknya. Proses penggabungan gambar dan musik ini yang tricky.

Upload Day

Jam 12 malam tanggal 27 Agustus, video cinta ini online di website kami. Dalam sekejap, jumlah pengunjung meningkat tajam, baik yang di website maupun YouTube. Kami yang sudah merinding dari beberapa hari lalu, makin merinding melihat antusiasme orang-orang yang bela-belain tidak tidur untuk meng-upload video kami pada blog mereka. Dari tadi malam -- hingga saat posting ini ditulis -- telah mencapai 400-an pengunjung website dan 300-an pengunjung YouTube. Hanya dalam beberapa jam! Sungguh fenomenal! Kami bisa mendengar musik video tersebut bersahut-sahutan berkumandang dimainkan di seluruh dunia. Seolah serentak menyerukan suara cinta kepada Inong Haris di atas sana bersama-Nya.

Bravo tim "Cooking with Love".
Sebuah kehormatan bagi kami untuk turut menghembuskan aroma sedap dari jiwa dan cinta Inong Haris (almh).




Related Post :
1. Cooking with Love : A Tribute to Inong Haris
2. Dibalik Video Pendek "Cooking with Love"
3. Cooking with Love : A Tribute to Inong Haris (Multiply)
4. Cooking with Love (Youtube)
5. Cooking with Love

8.26.2008

Cooking with Love : A Tribute to Inong Haris dan Sus Gulung Vla Keju

In memoriam Inong Haris (1973-2006)


image courtesy of DapurBunda

Inong Haris or Bunda Inong is truly an inspiration, eventhough she's not here anymore, she's still in our heart and has inspired so many women in Indonesia. She's also a legendary Indonesian Foodie Blogger who found Dapur Bunda (Mom's Kitchen), a kindhearted woman who never hesitate to share her family recipes, a sweet lady who has so many friends and a lovely mom who likes writing and poetry.

Cooking with Love is a new recipes book inspired by her and based on the recipes on her foodie blog. This book is her dream. And a wonderful collaboration of We R Mommies and Dapur Bunda has made her dream comes true.

Bunda Inong........The memory of you is beautifully painted in our hearts.

******

1 September 2006, dunia blog Indonesia dan foodie blogger Indonesia khususnya tersentak dengan berita kepergian Anna Siti Herdiyanti atau yang akrab dipanggil Bunda Inong. Gue memang tidak mengenalnya dekat. Belum pernah bertemu. Hanya sapaan-sapaan ringan di Yahoo Messenger atau sekedar bertukar pikiran di milis yang sama-sama kami ikuti, We R Mommies. Beberapa kali dapurnya menjadi sumber inspirasi gue dalam hal cooking dan baking. Beberapa kali pula almarhumah melakukan kunjungan balik ke blog gue.....*ohhhhh....tau gak rasanya kayak didatengin selebritis :D*. Sosok yang gue puja dan kagumi dalam hal masak-memasak mengunjungi seorang Dita. Itulah Inong, ramah terhadap siapa saja walaupun punya talenta luar biasa dan ngetop di kalangan blogger Indonesia.

Hampir 2 tahun berlalu sejak kepergiannya. Gue juga sempet mendengar bahwa temen-temen di We R Mommies dan Dapur Bunda sedang berencana menerbitkan sebuah buku masak yang terinspirasi dari almarhumah dan merupakan mimpinya. Gue sempet pingin terlibat tapi akhirnya mengurungkan niat karena pada saat itu, gue juga lagi ada kesibukan yang menyita waktu. Dan kayaknya buku ini mengalami perjalanan yang cukup panjang, sampai akhirnya bisa terbit sekarang ini.

Buku bertajuk "Cooking with Love" yang merupakan penghargaan tertinggi atas dedikasi almarhumah Inong Haris untuk terus berkarya dan tak segan berbagi ilmu, disusun oleh teman-teman cantik gue dari We R Mommies yang didukung berbagai pihak untuk mewujudkan impian Bunda Inong. Adalah Eva Y. Nukman, Mamiek Syamil, Sofie Dewayani, Wanda Hazman dan Wiwit Wijayanti serta konsultan boga Ena Lubis yang telah bekerja keras mewujudkan buku ini.

Buku berisi 30 resep pilihan ini terdiri dari resep-resep favorit almarhumah, resep-resep kesukaan suami dan anak-anaknya, Zidan dan Syifa serta kumpulan resep yang dipersembahkan untuk para kerabat dan sahabat tercinta. Yang menarik, buku ini keliatan benar sarat cintanya, terlihat dari selingan-selingan karya puisi dan kisah-kisah keseharian beliau bersama orang-orang terkasihnya.

Suatu ketika waktu mbak Wanda meminta bantuan gue dan Pinot untuk membuatkan video book launching dalam rangka acara launching buku ini, gue sempat terperangah. Gak mungkin gue tolak karena ini adalah sebuah kehormatan dan almarhumah Inong Haris adalah idola gue. Kapan lagi gue bisa berkarya untuk beliau, ikut serta mewujudkan impiannya (walaupun usahanya tidak besar) :). Terimakasih buat mbak Wanda dan temen-temen penyusun lain yang sudah memberikan kepercayaan ini pada kami. Semoga hasilnya gak mengecewakan ya.

Inilah Cooking with Love *memasak memang perlu cinta :)*, persembahan We R Mommies dan Dapur Bunda



Dan kemaren waktu ngerjain proyek ini, gue sempet gatel liat-liat resep yang ada di dalamnya. Banyak yang pengen gue coba dan masuk dalam daftar eksperimen. Dengan ngintip-ngintip file bukunya *hahahahaha....maaf ya mbak, gue udah ngintip-ngintip resepnya tapi belom beli bukunya*, gue gak tahan akhirnya coba praktekkin salah satu resep beliau, Sus Gulung Vla Keju, karena penampakan dan judulnya bener-bener menggiurkan. Dan gak salah memang ternyata memang sedep bener dan gak ribet pula bikinnya.



Pssttt....kalo di bukunya, resep ini ada di halaman 47 ;). Beli ya.
Buku sudah bisa didapatkan di toko buku toko buku terdekat dengan harga Rp 59.500,-



8.23.2008

Blondies aka Butterscotch Oatmeal Cookies

This is a very recommended cookies recipe!! Leia and Arwen couldn't stop eating these cookies until the jar is empty, so did I *gaswat deh*.

Blondies Cookies

Please don't skip the butterscotch chips! They are the key ingredients. That's the secret to have a butterscotch fragrant in your cookies.

Blondies Cookies

BUTTERSCOTCH OATMEAL COOKIES
source : Cooks

Ingredients :
1 1/2 c. flour
1 tsp. soda
1 c. shortening
3/4 c. brown sugar
3/4 c. white sugar
2 eggs, slightly beaten
1 c. pecans (dita-I used peanuts)
1 pkg. butterscotch chips
2 c. quick oatmeal
1 tsp. vanilla

Directions :
Cream shortening and sugar; add slightly beaten egg and vanilla. Then add flour mixed with baking soda. Then add oatmeal, nuts and butterscotch chips. Drop by teaspoonful on greased cookie sheet. Bake at 350 degrees for 10 to 12 minutes until light brown.

Blondies Cookies

Another cookies recipes :
1. Cheese Biscuits
2. Banana Pistachio Biscotti
3. Sesame Cookies
4. Rhubarb Cookies
5. Banana Chocolate Chips Cookies
6. French Macarons
7. Jam Drop
8. Cookies Time
9. Colourful Cookies
10. Lontong Paris
11. Nut Slice

8.22.2008

Trend #1 : Food Photography Era 1930-an

Dunia Food Photography itu seperti Trend Fashion. Terus berputar, berubah, didaur ulang, dimodifikasi, dsb. Mengenal juga istilah style yang udah basi, udah gak up to date, dll. Refreshing bentar yuk jalan-jalan ke era tahun 1930-an. Kira-kira seperti apa Food Photography dan Trend Food Styling pada masa itu.

Enjoy!


image courtesy of susymac


image courtesy of ernie_uszniewicz


image courtesy of pinetree4com


image courtesy of califdweller


image courtesy of takeabreak


image courtesy of froggyboggler

Pada masa ini terlihat bahwa bentuk-bentuk ilustrasi banyak digunakan untuk menampilkan "foto-foto" makanan *eh bisa dibilang foto gak ya? Ilustrasinya keren banget! Vintage!*. Untuk urusan set dan properti jauh dari kata minimalis, kalo bisa meja/setting dipenuhin. Penataan makanan juga terkesan campur aduk. Pokoknya busy banget.

Sharing Food Photography lainnya :
1. Memaksimalkan Fungsi Kamera Saku Digital
2. Resep Mengenal ISO
3. How Do I Shoot My Foodie Pics?
4. Mengenal Depth of Field
5. Komposisi dan Styling

8.21.2008

Komposisi dan Styling

Mumpung lagi gak males nulis dan lagi mood, lanjutin ya seri "Sharing Food Photography"nya ;).

Waktu Nia dan Re nanya soal komposisi dan styling, gue agak bingung menjawab. Kenapa? Karena sebenernya gak ada jawaban yang pasti untuk semua ini *tsaahhh gayanya bahasa gue*. Banyak buku tentang food styling. Ujung-ujungnya akan kembali ke soal selera dan subyektif sifatnya. Learning by doing dan belajar serta mengamati karya orang lain, menurut gue jauh lebih penting. Gak ada soal benar salah di sini. Gue cuman akan share beberapa hal yang perlu diperhatikan aja soal komposisi dan styling.

A. Mood/Tema
Gimana caranya ndapetin ide? Tentukan dulu mood yg ingin didapatkan. Misalnya : ceria, klasik, busy day, playful, summer, winter, romantic, natural, colorful, christmas, lebaran, lazy day, kegiatan selesai masak, kegiatan preparasi masak/baking, elegan, simple, minimalis, dsb, banyaklah pastinya. Ini akan sangat mempermudah kita dalam pemilihan properti pedukung dan menentukan ambiance yang ingin ditampilkan.


Ide dari foto ini, adalah gue ingin menampilkan sesuatu yang playful dan girly, melihat bentuk cookies yang seperti button, menimbulkan ide untuk membuatnya seperti bros atau jepit rambut. Maka gue memilih elemen pendukung berupa pita, kalung dan bros dengan nuansa pink.


Sementara di foto ini, gue ini menggambarkan kehangatan musim dingin melalui segelas hot chocolate (hehehe....padahal di sini lagi summer puanas puooll!). Properti pendukung, gue cari yang ada relasinya dengan kegiatan musim dingin, misalnya merajut. Item lainnya adalah penggunaan chopping board kayu untuk memperkuat kesan hangat, dengan aksen lipatan tissue hijau.

B. Elemen pendukung/properti
Kalo udah nemu moodnya, pikirkan elemen pendukungnya. Dalam hal ini properti. Sesuaikan dengan mood atau tema yang kita pilih dan jenis makanan yang akan difoto. Pikirkan relasi antara makanan dan elemen pendukung. Misalnya : telur rebus relasinya dengan apa? Breakfast misalnya. Ok, kita siapin secangkir teh panas, roti, botol garam dan merica. Pokoknya apa yang bisa direlasikan dengan sebutir telur rebus.

Contoh :

Waktu akan menentukan konsep foto ini, gue mencari relasinya COOKIES itu apa? Salah satu yang muncul di benak gue adalah COOKIES related ke anak-anak. Apa yang berkaitan dengan anak-anak? Boneka, mainan, kotak mainan, dll. Akhirnya gue memilih beberapa boneka mini anak gue dan kotak mainan mereka, diberi aksen te towel hijau.


Di foto ini, Vania menggunakan relasi MUFFIN dengan susu dan breakfast. Dengan kreatif beliau mencoba menggunakan botol susu siap minum sebagai elemen penunjang.

Tips :
1. Paling aman memang memilih peralatan makan warna netral, seperti putih. Kalo punya budget lebih silahkan hunting piring-piring, sendok garpu dan gelas berwarna.


image courtesy of Vania

Contoh penggunaan piring dan alat makan berwarna putih yang tetap terlihat cantik :


Untuk memberikan aksen pada penggunaan warna putih, Elsye memilih taplak meja kuning dan meletakkan tomat di sisi kiri atas. Warna merah tomat dan kuning dari taplak membuat foto ini menjadi hidup.


Aksen pita ungu dipilih Arfi untuk memecahkan kekakuan dari dinginnya meringue putih, piring putih dan background putih.


Mindy mencoba menata piring putih beraneka bentuk supaya tidak monoton.


Permainan gelas putih yang dilakukan Vania ini terlihat cantik. Elemen gantungan teh yang berwarna-warni memberikan aksen pada polosnya putih. Penataan dengan kuping gelas mengarah kepada teko di belakag/background adalah pilihan yang jenius. Menunjukkan darimana teh-teh ini dituang.

2. Chopping board kayu kalo buat gue wajib dimiliki. Chopping board ini selalu terlihat cantik dalam banyak mood/tema. Item ini merupakan dewa penolong buat gue.

Liat deh foto-foto cantik dengan elemen chopping board, cantik kan?


Image courtesy of (searah jarum jam dari kiri ke kanan) : Sylvie Gill, Elsye Suranto, Vania, Dita, Arfi Binsted, Dita

3. Warna-warna background (bisa berupa kain, bisa berupa kertas/karton) yang wajib dimiliki : putih dan warna-warna pastel, coklat, hitam, abu-abu. Warna-warna netral cocok untuk semua jenis makanan, sementara warna pastel yang ceria cocok untuk cookies, ice cream dan cake (tapi inget juga, mood yang ingin didapatkan apa). Feel free untuk bereksperimen. Mix n match mana yang cocok. Gue pernah bereksperimen tabrak motif seperti ini :


image courtesy of Dita

Kunci dari permainan tabrak motif adalah : gunakan warna-warna dengan tone yang sama. Pada foto di atas, gue bermain dengan warna hitam putih. Piring yang gue pilih adalah piring hitam dengan polkadot putih, piring putih dengan aksen hitam dan loyang berwarna hitam polos. Warna merah gue gunakan untuk memberikan aksen dan membuat foto lebih hidup.

4. Miliki beberapa item bernuansa etnik.


image courtesy of Vania

5. Properti bernuansa kayu juga sering digunakan. Paling nggak, mangkok, sendok dan garpu kayu.


image courtesy of (kiri ke kanan) : Dita, Rita Bellnad, Mindy Jordan

6. Aksen tanaman atau bunga bisa membuat suasana menjadi hangat, menimbulkan kesan cantik dan memecahkan suasana kaku dan dingin.



image courtesy of (kiri ke kanan) : Rita Bellnad, Elsye Suranto, Dwiana, Arfi Binsted

7. Miliki beberapa serbet atau tea towel dalam warna netral.

Ini beberapa koleksi tea towel gue yang jumlahnya gak genap :D, rata-rata cuman ada 1 piece.

image courtesy of Dita

C. Styling
Setelah itu, pikirkan styling makanannya. Yang agak tricky kalo kita berurusan sama hasil cooking. Sayur yang tadinya tampak segar, begitu diolah bisa jadi keliatan layu, warnanya pudar dan tampak gak menarik.

Tips :
1. Ambil foto makanan fresh dari oven atau begitu selesai dimasak. Apalagi masakan (gue paling males soalnya rada ribet musti ekstra fokus dan ekstra treatment), jangan tunggu sampai berjam-jam kemudian. Penampakan fresh yang menggugah selera besar kemungkinan didapat setelah selesai dimasak.



image courtesy of (searah jarum jam, kiri ke kanan) : Arfi Binsted, Eliza, Eliza, Dita

2. Untuk foto makanan sejenis capcay atau model-model stir fry, begitu setengah matang, warnanya masih segar dan belum layu, sisihkan semangkuk untuk dijadikan obyek foto. Sebelum difoto, olesi sayuran dengan minyak goreng supaya terlihat mengkilat.



image courtesy of (searah jarum jam, kiri ke kanan) : Dita, Elsye Suranto, Dita, Dita

3. Jika memotret masakan berkuah jangan biarkan kuah memenuhi mangkuk sampe-sampe makanan keliatan becek kelelep kuah, gak menggugah selera. Usahakan kuah hanya setengah mangkuk dan isinya bisa terlihat. Maksudnya kalo menata opor ayam ya ayamnya keliatan, kalo menyajikan sayur asem ya sayurannya keliatan dst.


image courtesy of Mindy Jordan

4. Jaga kebersihan. Perhatikan apakah ada cipratan masakan yang tidak diinginkan dan bisa merusak suasana. Hal ini boleh diabaikan kalo memang mood dan temanya messy. Atau memang "noda" atau "cela" tidak berdiri sendiri di tengah-tengah setting rapi ala tante Martha Stewart. Terkadang serbet yang terlipat seenaknya, sendok yang berantakan, alas kertas yang kusut, saus yang tumpah, botol merica yang terguling bisa memberikan kesan homey dan natural. Balik lagi ke mood/tema yang ingin ditampilkan kan?

contoh foto-foto dengan mood messy :


image courtesy of (searah jarum jam dari kiri ke kanan) : Dita, Dita, Dita, Arfi Binsted, Sheila, Dita

Ada coklat yang berantakan, botol yang terguling, potongan delima, lelehan adonan, gigitan kue, kertas yang lecek, dll.

Coba mampir ke sini, untuk melihat jenis-jenis foto messy yang progresif, bold dan berani.

5. Sedia lap untuk membersihkan tangan di area foto. Kadang kita asik-asik atur-atur makanan, tangan colak colek sana sini trus megang kamera.....hiyaaaa....akhirnya minyak dan remah-remah makanan nempel di kamera. Kalo gue pribadi, suka males bawa lap, akhirnya baju jadi korban.....kakakakakkkk.... Jangan ditiru ya, jorok!

D. Komposisi
Okeh *narik nafas panjang*, sampailah kita di tahapan yang agak sedikit membuat berkeringat :D. KOMPOSISI. Yup, tata letak yang membuat sebuah foto jadi enak dilihat. Terus terang gue puyeng dan capek baca-baca teori komposisi seperti spiral perspective, "a" perspective, dll. Kalo ada yang punya bukunya Lou Manna "Digital Food Photography", teori-teori kayak gini ada di situ. Buat gue pribadi, kuncinya sederhana : KESEIMBANGAN. Teori-teori itu cuman sekedar wawasan aja.

Tips :
1. Meletakkan properti dan menata meja adalah sebuah seni tersendiri. Keseimbangan maksudnya dalam meletakkan elemen-elemen pendukung tidak menjadikan sebuah foto terlihat terlalu berat di satu sisi. Misalnya terlalu berat di bawah, terlalu penuh di samping, terlalu riweuh di atas, dst. Dalam food photography ada istilah repeat. Repeat mengacu pada obyek yang bisa menyeimbangkan obyek lainnya. Obyeknya tidak harus selalu sama dengan obyek yang direpeat. Contohnya :


Foto hasil jepretan Rita Bellnad ini repeatnya jelas sekali. Mangkuk berisi kering tempe di kanan bawah di repeat dengan mangkuk berisi piring tempe juga di kiri atas. Lalu sendok kayu di repeat dengan vas berisi bunga. Seimbang kan?


Foto hasil jepretan gue ini me-repeat gelas putih dengan koran. Piring gak perlu di repeat karena letaknya sudah seimbang di tengah.


Di foto gue ini, piring berisi ayam di depan yang tidak center di repeat dengan keberadaan botol susu di kiri atas. Kemudian jeruk utuh di kanan belakang di repeat dengan potongan jeruk di depan supaya komposisi jadi seimbang. Coba kalo potongan jeruk di depan itu di buang, pasti jadi gak seimbang.


Di foto milik Rita Bellnad ini, garpu di repeat dengan gelas di belakang. See, repeat gak selalu harus dengan benda yang sama, kan?

Kalo ini contoh foto yang rada gak enak dilihat karena kurang seimbang, ada yang tau gak seimbangnya di mana?


Di foto gue ini ada satu bidang kosong di pojok kiri bawah. Sebaiknya pojok kosong itu gue isi dengan cookies untuk me-repeat tutup toples dan gelas di kanan belakang. Foto ini terlalu berat di sisi kanan.

2. Yang perlu diperhatikan juga adalah permainan grafikal atau ilusi grafikal yang membuat foto jadi seimbang. Permainan grafikal bisa didapat dari peletakan obyek makanan seperti ini :


Untuk menyeimbangkan foto gue ini yang cenderung berat ke kanan (gimana gak berat....ada tissue dengan motif circular, ada mangkok berisi sajian dan ada sendok. Semuanya cenderung di kanan), gue meletakkan lemon di pojok kanan belakang dan mengarahkan sendok ke arah kiri belakang.


Irma memanfaatkan motif garis-garis pada taplak biru untuk mengarahkan obyeknya. Gelas puding dan sendok ditata mengarah ke kiri atas. Lihat arah gelasnya kan dengan dengan kuping gelas berada di posisi bawah, seolah gelas mengarah ke atas? Untuk mengisi bidang kosong, Irma meletakkan sendok di kanan atas.


Sheila menata piring-piringnya membentuk garis lurus ke arah belakang.


Sementara gue, mencoba bermain dengan garis diagonal dan permainan elemen lingkaran dari kertas tissue, muffin disusun sejajar mengikuti garis-garis alasnya.

Atau peletakan properti pendukung, seperti arah sendok, garpu, sumpit, kuping gelas, serbet, dsb. Contohnya :


Sumpit sengaja gue tata untuk mengarahkan perhatian orang terus ke belakang, ke arah makanan di belakang. Jadi mata orang gak lari saat ngeliat foto ini


Sendok dan piring ditata Rita Bellnad membentuk pattern segitiga dengan repeat yang sama di obyek belakang.


Peletakan sendok, memperkuat foto puding ini ke arah kanan. Tapi Elsye berhasil menyeimbangkannya dengan meletakkan bunga di pojok kiri atas, sehingga foto gak jadi berat ke kanan.

3. Foto cantik tanpa elemen pendukung macam-macam pun bisa saja didapat dengan tetap memperhatikan efek yang menerbitkan air liur dan PERMAINAN CAHAYA. Ini contoh obyek individual tanpa permainan props macem-macem. Tetap menggugan selera kan? :



Kiri ke kanan :
Riana Ambarsari, Elsye Suranto,
Dita,
Eliza, Dita
Elsye Suranto

4. Extreme close up untuk food photography sebaiknya jangan terlalu sering digunakan. Gak keliatan ambiance dan mood yang ingin dibangun soalnya. Dan kalo buat gue sih, fotonya jadi gak berbicara banyak/bercerita. Terlalu close up sampe bentuk aslinya gak keliatan.

Sounds complicated??? Memang gak sesederhana yang dibayangkan kan. Tapi kalo udah terbiasa, semua akan otomatis dan mengalir dengan sendirinya kok....by feeling aja. Gue juga gitu kok kadang udah main feeling aja. Keep practicing dan rajin ngliatin karya orang aja.

Terus, apakah foto yang bagus selalu dihasilkan dari segala tetek bengek ini? Nggak kok. Minimalis juga bisa jadi bermakna. Hanya dengan sebuah background putih dan properti sederhana. Semuanya tergantung dari tujuan yang ingin kita capai. Kuncinya ada di permainan cahaya dan penataan makanan yang artistik. Foto-foto model begini bagus untuk keperluan packaging, daftar menu resto dan buku resep karena yang utama di sini adalah fokus ke makanannya. Atau kalo kita mau jualan foto ke stock agencies, biasanya mereka seneng dengan foto-foto background putih supaya mudah di edit.


image courtesy of Dita

ini contoh product shot :

image courtesy of (kiri ke kanan) : Sylvie Gill, Regina Budiardjo

Sampe sini dulu ya. Nanti malah makin luas pembahasannya, karena bakal nyangkut-nyangkut juga di urusan trend dalam food photography, penggunaan DoF untuk menonjolkan obyek, dst. Jadi yang ini sampe sini dulu aja ya. Pelan-pelan aja belajarnya.

Seperti yang udah gue bilang di atas bahwa urusan ini subyektif sifatnya (lebih asyik learning by doing, mlototin cooking book/majalah-majalah cooking dan memperhatikan karya orang lain), maka gue banyak menggunakan contoh karya-karya cantik milik temen-temen gue yang berbakat.

Thanks to my talented friends : Arfi Binsted, Dwiana, Vania, Eliza, Riana Ambarsari, Regina Budiardjo, Sheila, Irma, Elsye Suranto, Mindy Jordan, Rita Bellnad, Sylvie Gill atas kemurahan hati dan ijinnya sehingga gue bisa menggunakan karya-karya hebat mereka dalam tulisan ini.

Sharing Food Photography lainnya :
1. Memaksimalkan Fungsi Kamera Saku Digital
2. Resep Mengenal ISO
3. How Do I Shoot My Foodie Pics?
4. Mengenal Depth of Field