5.29.2008
Cooking Friday # 1 : (KBB) # 5 : Banoffee Pie
Tantangan KBB ke-5 bikin Pie?? Kok ya kebeneran banget. Pas menjelang dikirimnya suryocinto (kata Mindoel) alias surat cinta tantangan, gue emang lagi pengen banget bikin sejenis pastry atau pie-pie-an. Jadilah gue nyetok bahan-bahan buat pie. Eh...ndilalah kok, tantangannya ternyata bikin Banoffee Pie atau Banana Toffee Pie. Dan gue tuh gak biasa-biasanya beli pisang, lah kok menjelang tantangan, gue beli pisang lumayan banyak, tadinya sih buat bikin banana cake. Tapi keburu digondol krucils akhirnya tinggal tersisa satu :). Hahaha...jodoh emang feeling gue!
Trus nih yang kebeneran lagi, kok setiap menjelang tantangan gue selalu ketiban rejeki punya gadget baking baru! *asik-asik*. Dua bulan lalu, Papin mengabulkan permintaan gue untuk punya mikser baru. Nah, di tantangan sekarang gue dapet food processor baru menggantikan chopper gue yang jebol karena tragedi cireng, which is akan dipakai buat bikin pie :).
Jadi ceritanya, beberapa minggu yang lalu, gue dan Pinot dapet proyek motret dari Rami, temen kantornya Pinot. Yang dipotret gak tanggung-tanggung, salah satu anggota parlemen. Katanya sih foto-fotonya akan dipakai untuk keperluan kampanye Pemilu. Duhh rada kikuk juga, secara baru kali ini bener-bener berinteraksi dengan Kuwaiti, belum kenal baik pula, dah gitu orang penting pulak di negeri ini :P. Tapi untung aja orangnya santay geboy, jadi suasana pemotretan gak kaku.
Setelah acara foto-foto selesai, kami nge-teh bareng sambil ngobrol-ngobrol, beliau secara serius menawarkan gue untuk membuka usaha di Kuwait. FYI, expat yang ingin punya usaha di Kuwait harus punya kenalan orang penting :). Wiiii....sejenak angin sejuk berhembus. Beliau juga menawarkan gue untuk dibuatkan ijin kerja di Kuwait. Tawaran yang sangat menarik....buat yang otaknya otak bisnis. Lah gue?? Gue tuh paling dodol deh kalo disuruh bisnis. Emang it's not in my blood, deh. Tawarannya sih membuka usaha studio foto...seru kan? Dia bilang just think about it, kalo gue memang berminat, gue bisa menghubungi dia. Kata temen-temen, "udah ambil aja!"
Gila, man, belum brani! Gue belum tau peta bisnis di sini soalnya. Nanti aja deh kalo gue udah punya cukup nyali!! :D
Back to the story, dari acara foto-fotoan ini, kami dapet sedikit rejeki (alhamdulillah). Pinot langsung nawarin (apa gue yang minta...hwahahaha), apa gue mau beli chopper baru? Kalo yang kayak ginian, otak cepet banget deh nyambernya, gak tanggung-tanggung gue mau beli food processor sekalian aja, daripada beli chopper lagi...wekekekekkkk!!!
Wah, ternyata kayaknya emang udah diatur banget deh semuanya, semua kejadian saling terkait gitu.
Wokeehhhh kembali ke Banoffee Pie...
Setelah suryocinto tiba, gue semangat 45 untuk nyoba. Gak perlu nunggu berhari-hari, resep udah gue praktekkan. Pada saat proses pengerjaan, gue gak menemukan kendala yang berarti. Hasil akhirnya pun cukup memuaskan untuk gue yang baru pertama kali bener-bener nyoba bikin pie shell. Renyah tapi gak hancur saat dipotong. Padahal ada satu poin yang gak gue patuhi dari resep, yaitu mentega gak gue potong kecil-kecil...hihihihii....pemalas!
Gue bikin pie ini 3 kali tapi gak dalam satu hari loh...gila aja kali! Pertama, karena penasaran pengen nyoba-nyoba lagi, kedua susah banget buat gue menumbuhkan mood motret, sementara pie udah bulak-balik ludes, jadi untuk tantangan ini gue sampe 3 kali motret dengan set yang berbeda...busyeett!!
Yang pertama bikin, gue pake loyang individual kecil-kecil dengan filling banana dan toffee, resep sesuai dalam suryocinto, kecuali urusan mentega aja yang gak gue patuhi.
Kedua kali bikin pake loyang gede dengan metode 2 kali masuk fridge, pertama saat adonan belum dicetak, kedua setelah adonan dimasukkan ke dalam loyang pie dan didiamkan dalam kulkas semalaman baru besoknya dipanggang. Pengen tahu aja hasilnya apakah lebih renyah. Ternyata perbedaannya gak terlalu signifikan *kecian deh*. Fillingnya masih sama, pake banana dan toffee yang gue buat dari susu kental manis yang diboiled selama 2 jam dalam keadaan kaleng tertutup.
Nah, yang ketiga kali bikin, ini buat proyek podcast kami. Sekalian berbagi pengetahuan dengan yang pengen bikin pie shell sendiri. Sebagian scene, diambil dari percobaan pertama. Jadi ini penggabungan dari 3 kali percobaan....hehehe...maklum cameramannya kan musti ngantor, jadi syutingnya ke-pending-pending.
Untuk percobaan terakhir, gue variasikan di filling. Tambahin strawberry biar rasanya gak manis doang, ada asem-asemnya.
Result secara keseluruhan, buat yang gak suka manis musti mikir-mikir dulu deh. Tapi kalo gue sekeluarga sih doyan-doyan aja tapi dengan catatan, makannya memang lebih enak pake krim, karena kalo cuman pie dengan banana dan toffee berasa manis banget. Krimnya bisa menetralisir kemanisan itu (krimnya gak perlu digulain). Pas banget lah dikasih krim, dengan tekstur pie yang renyah dan rasa yang buttery berpadu dengan manisnya toffee dan pisang, terakhir ada sensasi creamy-nya.
Buat yang mau nyoba, here's the step by step video and the recipe !
Banoffee Pies
Source: Foodtown Magazine. October-November 2007; Cuisine Magazine, November 2002. with adjustments of pastry making and filling.
Pastry
Ingredients :
300g flour, 150g unsalted butter, diced, 5 Tbs sugar, 2 egg yolks, 3 Tbs cold water
Directions :
Combine the flour, butter and sugar in the food processor and process until well mixed. Then mix in the egg yolks and process in small bursts until the mixture appears crumbly. Add the water a little at a time. As the crumbs get larger, turn the motor off and check that the pastry will come together when pressed between your fingers. Turn the mixture on to a clean board or bench and work very gently into a ball. Refrigerate for 30 minutes.
Roll out the dough to line 20-22cm flan or loose-bottomed tart tin, prick the base of the pastry with fork several times. Set aside for 30 minutes.
Preheat the oven to 180C. Line the base of the pastry with baking paper and beans, bake blind for 12-15 minutes or until the pastry turns golden brown. Remove the paper and beans. (Return the pastry base into the oven for 5 minutes or until the base becomes dry.)
Filling
Ingredients :
75g butter, 50g brown sugar, 3 Tbs milk, 300g sweetened condensed milk, 2 firm bananas, 300ml cream, ½ -1 cup white chocolate curls atau grated white chocolate
Directions :
Place the butter and sugar in a non-stick pan and heat gently until the butter melts and the sugar dissolves. Bring to the boil and simmer for one minute, stirring continuously using a wooden spoon. Remove from the heat and add the milk and condensed milk. Return to the heat and bring to the boil. Allow to gently bubble for 5-6 minutes, stirring continuously until the mixture thickens and turns a light golden brown. Cool slightly.
Cut the bananas and put them on the base of the pastry. Pour in the caramel mixture. Leave to cool then chill for at least 2 hours. Serve topped with the whipped cream, spooned or spread over the caramel, and the grated chocolate. (You can always use your piping bag and noozle! You are allowed to use nuts if you'd like). Makes 4-6.
Enjoy your pie!! Vin, Santi, lunas ya utang pe-er-nya!
5.28.2008
New Apartment
Roti lagiii??? Kekekekkk....nggak kok, itu rotinya beli, gak bikin sendiri. Nyobain beli jam raspberry dari IKEA Food Store yang baru buka beberapa hari. Nothing special, biasa aja rasanya :P.
Lega rasanya urusan packing-packing dan usung-usung barang selesai sudah. Barang-barang di dalam dus pun sedikit demi sedikit sudah mulai dikeluarkan dan ditata ulang.
Udah gak tahan pengen baking lagi, tapi masih ditahan-tahan karena dapur belum rapi banget dan perkakas lenong sebagian masih di dalam dus. Jadi hari-hari masih dilalui dengan breakfast instan, semacam roti dengan selai, oatmeal plus buah atau cereal :).
Dan untuk mengisi waktu luang, gue mulai menjahit lagi, hobi yang udah lama banget gue tinggalin, ada kali hampir 15 tahunan yang lalu. Lumayan buat iseng-iseng bikin proyek home decor, bikin-bikin elemen decor untuk dinding dan cover sofa.
Anak-anak juga mulai betah tinggal di apartemen baru dan seneng juga karena gue dan Pinot mendedikasikan sebuah corner untuk dijadikan studio kecil mereka (sekalian buat pojok crafting dan studio jadi-jadian gue). Supaya mereka bisa bebas berkreasi. Memang belum rapi banget tapi sedikit demi sedikit mulai kami atur aturlah.
Mudah-mudahan dalam waktu dekat urusan baking, foto-foto dan nge-blog udah bisa lancar lagi :).
Lega rasanya urusan packing-packing dan usung-usung barang selesai sudah. Barang-barang di dalam dus pun sedikit demi sedikit sudah mulai dikeluarkan dan ditata ulang.
Udah gak tahan pengen baking lagi, tapi masih ditahan-tahan karena dapur belum rapi banget dan perkakas lenong sebagian masih di dalam dus. Jadi hari-hari masih dilalui dengan breakfast instan, semacam roti dengan selai, oatmeal plus buah atau cereal :).
Dan untuk mengisi waktu luang, gue mulai menjahit lagi, hobi yang udah lama banget gue tinggalin, ada kali hampir 15 tahunan yang lalu. Lumayan buat iseng-iseng bikin proyek home decor, bikin-bikin elemen decor untuk dinding dan cover sofa.
Anak-anak juga mulai betah tinggal di apartemen baru dan seneng juga karena gue dan Pinot mendedikasikan sebuah corner untuk dijadikan studio kecil mereka (sekalian buat pojok crafting dan studio jadi-jadian gue). Supaya mereka bisa bebas berkreasi. Memang belum rapi banget tapi sedikit demi sedikit mulai kami atur aturlah.
Mudah-mudahan dalam waktu dekat urusan baking, foto-foto dan nge-blog udah bisa lancar lagi :).
Labels:
story
5.25.2008
Chocolate Yeast Loaf
Roti lageeeee!! Kalo udah tau dan ngerti slag-nya, ternyata bikin roti itu gak susah kok. Apalagi kalo punya bread maker machine, jangan ditanya deh. Memang musti trial and error. Dan cukup punya waktu luang. Gimana gak perlu waktu, resep-resep roti yang hasilnya kinyis-kinyis, lembut dan menul-menul, sering melalui beberapa kali proses proving dan thawing. Kalopun mo cepet-cepetan pun bisa kok, pilih aja jenis quick bread, seperti Yoghurt Roll yang pernah gue bikin.
Resep yang gue pilih ini lebih advance dari Yoghurt Roll kemaren, karena melalui beberapa kali proses proving atau pengembangan. Konon model roti yang beberapa kali melalui proses proving, hasilnya akan lebih lembut dan berserat halus, apalagi yang pake acara disimpen-simpen dulu di freezer (tapi resep ini gak pakek acara ngendon di kulkas kok).
Hasilnya, ya jelas lebih lembut daripada Yoghurt Roll dan tahan beberapa hari di luar tanpa disimpan dalam wadah kedap udara. Enak dimakan pake nutella (apa sih yang gak enak dimakan pake nutella...kekekekekkk) atau butter aja atau peanut butter.
Chocolate Yeast Loaf
Serving Size : 1
Preparation Time : 6:00
Ingredients :
1/4 cup warm water
1 tablespoon sugar
1/2 cup sugar
1 package yeast
1 cup milk
2 tablespoons butter — cut in pieces
4 cups bread flour (gue pake all purpose flour jadi juga :P)
1 teaspoon salt
2/3 cup unsweetened cocoa powder
2 teaspoons instant coffee powder — not granular
2 large eggs
1 teaspoon vanilla extract
1 cup black walnuts — chopped
1/2 cup raisins, seedless
—Serve with: ——
1/2 cup honey
1/2 cup butter
Directions :
1. Mix the water and 1 tablespoon sugar in mixing cup. Add yeast and stir slightly. Set aside for 10 minutes until foamy.
2. Warm the milk and butter in a saucepan to about 110 degrees (butter will not melt completely).
3. In a large mixing bowl, combine 3-3/4 cups flour, salt, cocoa, coffee and the remaining 1/2 cup sugar. Blend well.
4. Beat eggs slightly and add the warm milk, butter and vanilla; blend. Add this mixture along with the yeast mixture to the flour. Stir in the walnuts and raisins. Mix all with a mixer with dough hook, or by hand with a wooden spoon.
5. Turn onto a lightly floured surface and knead for 5 to 6 minutes until smooth and elastic. Or continue mixing in the mixer and knead only 2 minutes or so. Add more flour if necessary.
6. Grease a large bowl and place the dough into it, turning to grease all sides. Cover and let rise in a warm place until dough has doubled in size, about 2 hours.
7. Knead the dough a few times, cover with plastic wrap and let rest for few minutes. Roll the dough into a large oval shape and roll up like a jelly roll, placing the seam side down. Roll from the narrow end to make it fit into the pan size you prefer. Use a loaf pan or a round casserole type pan. Butter a piece of plastic wrap and place loosely over the dough. Let rise again until doubled in size; about
1-1/2 hours.
8. Preheat oven to 350 degrees and place bread near the center of the oven, not too high. Bake for 25 minutes, then cover loosely with foil and continue baking 30 to 40 minutes longer.
9. Let cool for 10 minutes, then remove from pan and finish cooling on wire rack. Serve with butter and honey for a real treat.
NOTES : A light yeast bread that is excellent when served plain or with your
choice of spreads.
Source : Cake Italy
Meatballs and Butter Rice
Meatballs ini gampang banget bikinnya dan tasty, of course. Tapi ini bukan jenis meatballs-nya Indonesia aka Bakso yang kenyal-kenyal gitu ya. Meatballs ini ya emang seperti namanya, bener-bener bola-bola daging. Bisa dimakan pake spaghetti, bisa juga pake butter rice.....yum...yumm....
Butter rice-nya juga gampang banget. Nasi digoreng pake butter aja, tambahin garam, gula, merica to taste, kalo mo dikasi oregano juga enak. Atau cara lain, masak nasi di rice cooker, setelah matang beri butter kemudian aduk dan simpang di rice cooker *cepet-cepet mode on*. Pernah juga gue makan pake spaghetti yang dicampur olive oil trus ditaburin coarse salt yang udah ada campuran garlic dan italian seasoningnya.
Meatballs
source : Martha Stewart (original recipe here)
Ingredients :
1 large egg
1/4 cup water
Coarse salt and ground pepper
1 large onion, finely chopped
6 cloves garlic, minced
1/2 cup plain dried breadcrumbs
3/4 cup finely grated Parmesan cheese, plus more for serving (I only use 1/4 cup)
16 ounces ground beef (resep aslinya pake pork and turkey)
Directions :
1. In a large bowl, whisk together egg, 1/4 cup water, 1 teaspoon salt, and 1/4 teaspoon pepper. Stir in the onion and the garlic. Add breadcrumbs, cheese and beef. Mix gently. Form into 16 balls.
2. Heat 1 tablespoon oil in a large non-stick skillet over medium-high heat. Add half the meatballs; brown on all sides, 4 to 6 minutes. Transfer to a plate with a slotted spoon. Cook remaining meatballs in remaining tablespoon oil; remove meatballs.
Sauce
versi gue
Bahan-bahan :
Butter
Tepung terigu
Kecap Inggris
Susu
Kecap Kikkoman
Oregano
Garam secukupnya
Cara Membuat :
1. Panaskan saucepan, masukkan butter sampai mencair kemudian beri tepung, aduk-aduk sampai rata.
2. Kemudian masukkan susu cair, aduk. Tambahkan kecap Inggris, Kikkoman dan oregano. Beri garam secukupnya.
3. Masak sampai kental, angkat dan sajikan dengan meatballs.
Untuk variasi bisa tambahkan jamur dan sayuran seperti wortel, jagung, brokoli dan buncis.
Labels:
Main Course,
Meat,
Rice
5.12.2008
Event : Home Food Photography # 2 : Gila Properti!
Haiiii haaiiii....aku datang lagi, tetap dengan event Home Food Photography (HFP), kali ini jilid 2-nya. Melihat antusiasme temen-temen di jilid 1, baik yang ikut maupun gak sempet ikut, gue memutuskan untuk lanjut ke event berikutnya. Hayooo, yang nagih event ke-2 tanggungjawab sama janjinya buat ikutan ya...qeqeqeqeqeq!!!
Sekedar mengingatkan kembali, juga buat temen-temen yang baru mau join. Event ini diadakan bukan untuk menampilkan foto-foto hasil akhir, tapi lebih menonjolkan sisi keunikan di belakang layar dari sebuah sesi pemotretan makanan. Dan bagaimana sebuah foto yang bagus dan menarik itu sebenernya telah melalui sebuah proses panjang yang melelahkan dan terkadang njelimet tapi sekaligus menyenangkan *weleh panjang amat kalimatnya*.
Ok doki, langsung aja ke tema berikutnya.....hwahahahaha...baca judulnya aja pasti udah nebak deh, event kita kali ini berhubungan dengan apa? Yup....PROPERTI!
Yang doyan food photography ayo taruhan, pasti jadi punya hobi baru juga, BERBURU PROPERTI...ayo ngaku! Siapa yang suka beli piring gak genap jumlahnya? Siapa suka beli sendok 2 biji doang? Siapa beli gelas, sebiji-sebiji *emang gelas ada bijinya?* doang? Siapa yang doyan nongkrongin pasar loak nyari barang bekas? Siapa suka dipelototin suami karena udah gak ada tempat lagi di rumah buat naruh properti foto? Siapa yang udah lupa sama hobi shopping baju dan sepatu, sekarang ngejernya props?
Qaqaqaqaqaqaqaaaaa....kalo dipikir-pikir udah kayak orang sinting. Tiap keluar rumah, yang ada di otak, "Aduh gue mo cari sendok warna merah nih?" "Ahh, gue mo cari gelas warna-warni ah!" atau "Lucu nih piring buat difoto sama cookies gue!" dst dst.
Pasti banyak nih yang ngacung ngerasa gak waras juga. Yuk bagi-bagi cerita soal properti. Berbagi suka duka berburu properti. Biasa nyari props di mana? Pokoknya cerita-cerita seru dan gak waras seputaran urusan properti.
Seperti biasa formatnya (HARAP DIPERHATIKAN BAIK-BAIK YA, supaya gak bolak-balik terjadi kesalahan) :
Nama :
Nama blog dan alamat blog :
Judul dan URL post :
Foto (ukuran gede boleh) >> koleksi propertimu.
Please do make a link from your post to this post
Kirimkan ke charmawendi AT gmail DOTCOM dengan subyek : HFP # 2
Yang sudah mengirimkan entry, nanti akan dapet logo untuk ditempelkan di blog masing-masing.
Event dibuka dari tanggal 12 Mei 2008 sampai 12 Juni 2008...tuhhh gue kasih waktu sebulan. Round Up seperti biasa 3 hari sesudah deadline, syukur-syukur bisa lebih cepet :P.
Hyyuuukkkk mari, yang punya dapur mau ngrapihin properti dulu :D.
Informasi, sambil kita have fun di sini, gak ada salahnya ikutan juga yuk event Charity "Books for Love" yang diadain Arfi. Info lengkapnya di sini.
Sekedar mengingatkan kembali, juga buat temen-temen yang baru mau join. Event ini diadakan bukan untuk menampilkan foto-foto hasil akhir, tapi lebih menonjolkan sisi keunikan di belakang layar dari sebuah sesi pemotretan makanan. Dan bagaimana sebuah foto yang bagus dan menarik itu sebenernya telah melalui sebuah proses panjang yang melelahkan dan terkadang njelimet tapi sekaligus menyenangkan *weleh panjang amat kalimatnya*.
Ok doki, langsung aja ke tema berikutnya.....hwahahahaha...baca judulnya aja pasti udah nebak deh, event kita kali ini berhubungan dengan apa? Yup....PROPERTI!
Yang doyan food photography ayo taruhan, pasti jadi punya hobi baru juga, BERBURU PROPERTI...ayo ngaku! Siapa yang suka beli piring gak genap jumlahnya? Siapa suka beli sendok 2 biji doang? Siapa beli gelas, sebiji-sebiji *emang gelas ada bijinya?* doang? Siapa yang doyan nongkrongin pasar loak nyari barang bekas? Siapa suka dipelototin suami karena udah gak ada tempat lagi di rumah buat naruh properti foto? Siapa yang udah lupa sama hobi shopping baju dan sepatu, sekarang ngejernya props?
Qaqaqaqaqaqaqaaaaa....kalo dipikir-pikir udah kayak orang sinting. Tiap keluar rumah, yang ada di otak, "Aduh gue mo cari sendok warna merah nih?" "Ahh, gue mo cari gelas warna-warni ah!" atau "Lucu nih piring buat difoto sama cookies gue!" dst dst.
Pasti banyak nih yang ngacung ngerasa gak waras juga. Yuk bagi-bagi cerita soal properti. Berbagi suka duka berburu properti. Biasa nyari props di mana? Pokoknya cerita-cerita seru dan gak waras seputaran urusan properti.
Seperti biasa formatnya (HARAP DIPERHATIKAN BAIK-BAIK YA, supaya gak bolak-balik terjadi kesalahan) :
Nama :
Nama blog dan alamat blog :
Judul dan URL post :
Foto (ukuran gede boleh) >> koleksi propertimu.
Please do make a link from your post to this post
Kirimkan ke charmawendi AT gmail DOTCOM dengan subyek : HFP # 2
Yang sudah mengirimkan entry, nanti akan dapet logo untuk ditempelkan di blog masing-masing.
Event dibuka dari tanggal 12 Mei 2008 sampai 12 Juni 2008...tuhhh gue kasih waktu sebulan. Round Up seperti biasa 3 hari sesudah deadline, syukur-syukur bisa lebih cepet :P.
Hyyuuukkkk mari, yang punya dapur mau ngrapihin properti dulu :D.
Informasi, sambil kita have fun di sini, gak ada salahnya ikutan juga yuk event Charity "Books for Love" yang diadain Arfi. Info lengkapnya di sini.
5.10.2008
Yoghurt Roll
The original recipe is actually made from sourcream and it called Sourcream Twist. I saw this recipe at Eliza's. Yes, another quick recipe for breakfast. Thanks for sharing, mbak Liz :), as always, your food diary is so inspiring to me.
I made the recipe in 2 batches. The first batch I used sourcream. Since it was very easy to make (read : quick), I managed to make it for the second time. But I ran out of sourcream, so I substitute it for yoghurt.
And for the topping, I didn't use sugar glaze, I drizzled chocolate melt on it....mmmm...yum yum...
This is kinda quick bread recipe, so you can not expect to have a softy result. Just eat it when it's fresh from the oven :). Great idea for your breakfast.
You can see the original recipe (Sourcream Twist) at Eliza's.
5.06.2008
Sop Buntut Goreng
Dulu jamannya masih nguli di RCTI, punya makanan favorit Sop Buntut Goreng di koperasi kantor. Enak banget, even Sop Buntut-nya hotel Malya aja lewat. Sayang, cafe kecil di koperasi itu gak bertahan lama. Bertahun-tahun gak pernah nemu resep yang pas, akhirnya nyobain resep ini. Thanks for sharing ya Mama Anne.
Silahkan baca resepnya di dapurnya Mama Anne yang penuh cinta :). Untuk bumbu gorengnya, gue tambahin saus tomat, jadinya lebih mantap. Tjap jempol deh resepnya. Gue dah bikin berkali-kali.
Karena gak punya pressure cooker, kadang gue ngerebus buntutnya malem sebelum masak, trus dilanjutin lagi paginya, biar buntutnya empuk. Terus kalo pas lagi gak punya buntut, pake daging semur aja dipotong dadu juga enak.
5.05.2008
Home Food Photography # 1 : The Round Up
Yuhuuuuuu...tok tok tok tok tok!!! *sambil mukul kentongan* mari berkumpul! Berhubung gue punya waktu agak luang jadi bisa ngeround-up lebih cepet dari yang gue jadwalin yaitu tanggal 7 Mei.
Seri Home Food Photography ini merupakan event pertama yang gue bikin. Idenya sih tentang ide-ide kreatif atau kejadian-kejadian di balik layar dari sebuah sesi pemotretan rumahan. Jadi event ini bukan untuk nampilin foto-foto makanan yang bagus-bagus dan ciamik tapi justru ide dan kejadian di balik layar sehingga bisa menghasilkan foto-foto cantik.
Tema pertama yang gue angkat adalah tentang Home Food Photography sebagai pekerjaan yang melelahkan "Home Food Photography : A Tiring Job! Is It?!". Sebenernya sih berangkat dari pengalaman sendiri juga, yang kalo abis motret-motret makanan ujung-ujungnya pasti capek beberes belum lagi harus sambil ngurus krucils :D. Cerita mengenai pengalaman gue bisa baca di sini.
Gue tau, gue pasti gak sendiri. Banyak temen-temen foodie blogger di luar sana yang merasakan hal yang sama dengan gue. Apalagi Ibu-Ibu yang udah punya buntut :D. Kebayang deh gimana serunya sesi pemotretan mereka yang "dibantuin" sama krucil-krucilnya. Hebat-hebat memang perempuan-perempuan ini, punya talenta yang gak diragukan. Melakukan semuanya sendiri dan menghasilkan karya yang patut diacungi jempol. Event pertama ini memang gue dedikasikan untuk temen-temen foodie blogger gue yang serius menekuni food photography dan rela bersusah payah untuk menghasilkan sebuah karya food photography yang cantik.
Not bad, untuk event pertama ini terkumpul 10 entry, sebenernya diluar bayangan gue. Kemaren sempet mikir, 5 orang yang masukin entry aja udah syukur. Gue gak menyangka 10 orang temen-temen gue ini begitu semangat dan penuh passion menjalankan kegiatan food photography-nya dan mengirimkan entry mereka.
Ok, Ibu-Ibu kreatif...nih dia round up-nya, silahkan dinikmati. Terimakasih atas partisipasinya. Ketemu lagi di the next event ya....tunggu aja ;).
Ayin of Casserol and Wok Orchestra
Setelah selesai bertempur membuat cendol, Ayin melakukan sesi pemotretan "dibantu" Noni kecil-nya. Si Noni ikut bantu-bantu Mami....iya nyemplung-nyemplungin batu ke dalam gelas cendol...xixixixiii...lah piye toh, jadinya es cendol pake batu dong, Yin? Dapet salam juga dari sendal butut ya. Pantes cendolnya bau asem...wakakakakk!! Selengkapnya di sini.
Arfi of Homemades
Mpok satu ini paling doyan ikutan event, gue demen banget dah. Selalu gerak cepat dan pinter membagi waktu antara kesibukannya sendiri dengan kegiatan dengan Ben dan Sarah, buah hatinya. Ribet memang, kalo motret sambil momong anak, tapi Arfi bisa-bisa aja tuh. Patut diacungi jempol atas komitmennya yang kuat dalam memprioritaskan krucil-krucilnya. Apalagi beliau menerapkan home schooling juga pada anak-anaknya. Yuk belajar dari ibu yang satu ini di sini.
Mae of Mae's Little Kitchen
Ibu satu anak ini mau banget belajar dan gak malu bertanya. Punya hasil foto yang semakin lama semakin menunjukkan perkembangan yang berarti. Memberdayakan meja belajar Tasya untuk studio foto dadakannya. Dan melakukan aksi sogok-menyogok dengan Tasya supaya si kecil anteng. Hihihihi...disogok pake apa ya? Ada di sini ceritanya.
Regina of Estudia 14 (bener begicu Re, tulisannya? xixixixi)
Berhubung belum punya buntut, akhirnya memberdayakan suami...hahahaha...pinter lo Re! Kamar tidur atau garasi bisa dijadiin studio. Ngakunya amatir tapi coba deh liat sendiri di sini. Bo, urusan cuci-cuci piring memberdayakan suami juga gak? :P
Dwiana of The Adventure of My Cooking Diary
Food Photography merupakan hobi barunya dan sering membuat Dwi termimpi-mimpi (hayooo mimpi apaan?). Kalo mau motret perut harus kenyang dulu, kalo nggak, kreativitas gak nongol. Aksi motretnya suka jadi bahan senyam-senyum para tetangganya. Hihihihi...mungkin karena serius banget, si Nate kecil juga jadi pengen jailin emaknya, toel-toel makanan, pindah-pindahin piring yang udah di set atau narik tripod. Selengkapnya di sini.
Dyah of Dyah's
Menurut Dyah, melakukan kegiatan home food photography itu cape-nya kayak kopi sachet-an 3 in 1. Wakakakakkkk!!! Kok bisa? Jawabannya di sini. Saking semangatnya foto-foto kadang si mbak asistennya juga ikutan semangat :D. Udahlah Dy, terima aja tawaran suami untuk beli DSLR *wink*
Ervita of Mum's Homemade
Mami Vita bilang, dulu saat-saat melakukan pemotretan makanan adalah waktu-waktu egois-nya. Pokoknya harus serius, gak boleh diganggu gugat. Sejalan dengan waktu, ia harus berkompromi dengan situasi dan kondisi. Gimana cara supaya hobi tetap tersalurkan dan urusan anak-anak gak terbengkalai. Baginya Home Food Photography memang melelahkan tapi sekaligus menyenangkan. Belajar yuk dari mami Vita, di sini.
Elsye of Dari Dapur Saya
Elsye mengakui Home Food Photography itu melelahkan. Apalagi kalo urusannya, makanan berkuah tumpah-tumpah di tatami. Belum lagi rebutan kompi dengan anak-anak (padahal yang nyuruh main game juga emaknya). Anak-anaknya mau pake komputer sementara Elsye mau memanfaatkan spot meja tempat komputer itu berada. Serba salah ya. Hiyaaaa....jadi sapa yang ngalah? Baca di sini.
Sheila of Let's Mess Up The Kitchen
Seru banget pengalamannya. Ternyata acara foto-foto-an harus kejer-kejeran dengan waktu. Tapi sebagai mantan jurnalis dah biasa dong, Sheil, dikejer waktu *wink*. Paul si sulung justru sering punya andil besar membantu mama-nya dalam sesi pemotretan. Yuk simak ceritanya di sini.
Findrie of Mamapindi's Kitchen
Walopun last minute masukin entry, tapi ibu satu ini tetep semangat. Suka ngintipin blog temen-temen buat belajar food photography (nah ya ketauan ngintip...qaqaqaqa!). Ceritanya penuh semangat untuk belajar food photography. Jadi gimana Pin, capek gak? Kapok gak? Kok gak dijawab? :D. Selengkapnya di sini.
Seri Home Food Photography ini merupakan event pertama yang gue bikin. Idenya sih tentang ide-ide kreatif atau kejadian-kejadian di balik layar dari sebuah sesi pemotretan rumahan. Jadi event ini bukan untuk nampilin foto-foto makanan yang bagus-bagus dan ciamik tapi justru ide dan kejadian di balik layar sehingga bisa menghasilkan foto-foto cantik.
Tema pertama yang gue angkat adalah tentang Home Food Photography sebagai pekerjaan yang melelahkan "Home Food Photography : A Tiring Job! Is It?!". Sebenernya sih berangkat dari pengalaman sendiri juga, yang kalo abis motret-motret makanan ujung-ujungnya pasti capek beberes belum lagi harus sambil ngurus krucils :D. Cerita mengenai pengalaman gue bisa baca di sini.
Gue tau, gue pasti gak sendiri. Banyak temen-temen foodie blogger di luar sana yang merasakan hal yang sama dengan gue. Apalagi Ibu-Ibu yang udah punya buntut :D. Kebayang deh gimana serunya sesi pemotretan mereka yang "dibantuin" sama krucil-krucilnya. Hebat-hebat memang perempuan-perempuan ini, punya talenta yang gak diragukan. Melakukan semuanya sendiri dan menghasilkan karya yang patut diacungi jempol. Event pertama ini memang gue dedikasikan untuk temen-temen foodie blogger gue yang serius menekuni food photography dan rela bersusah payah untuk menghasilkan sebuah karya food photography yang cantik.
Not bad, untuk event pertama ini terkumpul 10 entry, sebenernya diluar bayangan gue. Kemaren sempet mikir, 5 orang yang masukin entry aja udah syukur. Gue gak menyangka 10 orang temen-temen gue ini begitu semangat dan penuh passion menjalankan kegiatan food photography-nya dan mengirimkan entry mereka.
Ok, Ibu-Ibu kreatif...nih dia round up-nya, silahkan dinikmati. Terimakasih atas partisipasinya. Ketemu lagi di the next event ya....tunggu aja ;).
Ayin of Casserol and Wok Orchestra
Setelah selesai bertempur membuat cendol, Ayin melakukan sesi pemotretan "dibantu" Noni kecil-nya. Si Noni ikut bantu-bantu Mami....iya nyemplung-nyemplungin batu ke dalam gelas cendol...xixixixiii...lah piye toh, jadinya es cendol pake batu dong, Yin? Dapet salam juga dari sendal butut ya. Pantes cendolnya bau asem...wakakakakk!! Selengkapnya di sini.
Arfi of Homemades
Mpok satu ini paling doyan ikutan event, gue demen banget dah. Selalu gerak cepat dan pinter membagi waktu antara kesibukannya sendiri dengan kegiatan dengan Ben dan Sarah, buah hatinya. Ribet memang, kalo motret sambil momong anak, tapi Arfi bisa-bisa aja tuh. Patut diacungi jempol atas komitmennya yang kuat dalam memprioritaskan krucil-krucilnya. Apalagi beliau menerapkan home schooling juga pada anak-anaknya. Yuk belajar dari ibu yang satu ini di sini.
Mae of Mae's Little Kitchen
Ibu satu anak ini mau banget belajar dan gak malu bertanya. Punya hasil foto yang semakin lama semakin menunjukkan perkembangan yang berarti. Memberdayakan meja belajar Tasya untuk studio foto dadakannya. Dan melakukan aksi sogok-menyogok dengan Tasya supaya si kecil anteng. Hihihihi...disogok pake apa ya? Ada di sini ceritanya.
Regina of Estudia 14 (bener begicu Re, tulisannya? xixixixi)
Berhubung belum punya buntut, akhirnya memberdayakan suami...hahahaha...pinter lo Re! Kamar tidur atau garasi bisa dijadiin studio. Ngakunya amatir tapi coba deh liat sendiri di sini. Bo, urusan cuci-cuci piring memberdayakan suami juga gak? :P
Dwiana of The Adventure of My Cooking Diary
Food Photography merupakan hobi barunya dan sering membuat Dwi termimpi-mimpi (hayooo mimpi apaan?). Kalo mau motret perut harus kenyang dulu, kalo nggak, kreativitas gak nongol. Aksi motretnya suka jadi bahan senyam-senyum para tetangganya. Hihihihi...mungkin karena serius banget, si Nate kecil juga jadi pengen jailin emaknya, toel-toel makanan, pindah-pindahin piring yang udah di set atau narik tripod. Selengkapnya di sini.
Dyah of Dyah's
Menurut Dyah, melakukan kegiatan home food photography itu cape-nya kayak kopi sachet-an 3 in 1. Wakakakakkkk!!! Kok bisa? Jawabannya di sini. Saking semangatnya foto-foto kadang si mbak asistennya juga ikutan semangat :D. Udahlah Dy, terima aja tawaran suami untuk beli DSLR *wink*
Ervita of Mum's Homemade
Mami Vita bilang, dulu saat-saat melakukan pemotretan makanan adalah waktu-waktu egois-nya. Pokoknya harus serius, gak boleh diganggu gugat. Sejalan dengan waktu, ia harus berkompromi dengan situasi dan kondisi. Gimana cara supaya hobi tetap tersalurkan dan urusan anak-anak gak terbengkalai. Baginya Home Food Photography memang melelahkan tapi sekaligus menyenangkan. Belajar yuk dari mami Vita, di sini.
Elsye of Dari Dapur Saya
Elsye mengakui Home Food Photography itu melelahkan. Apalagi kalo urusannya, makanan berkuah tumpah-tumpah di tatami. Belum lagi rebutan kompi dengan anak-anak (padahal yang nyuruh main game juga emaknya). Anak-anaknya mau pake komputer sementara Elsye mau memanfaatkan spot meja tempat komputer itu berada. Serba salah ya. Hiyaaaa....jadi sapa yang ngalah? Baca di sini.
Sheila of Let's Mess Up The Kitchen
Seru banget pengalamannya. Ternyata acara foto-foto-an harus kejer-kejeran dengan waktu. Tapi sebagai mantan jurnalis dah biasa dong, Sheil, dikejer waktu *wink*. Paul si sulung justru sering punya andil besar membantu mama-nya dalam sesi pemotretan. Yuk simak ceritanya di sini.
Findrie of Mamapindi's Kitchen
Walopun last minute masukin entry, tapi ibu satu ini tetep semangat. Suka ngintipin blog temen-temen buat belajar food photography (nah ya ketauan ngintip...qaqaqaqa!). Ceritanya penuh semangat untuk belajar food photography. Jadi gimana Pin, capek gak? Kapok gak? Kok gak dijawab? :D. Selengkapnya di sini.
Subscribe to:
Posts (Atom)