6.30.2008

Memaksimalkan Fungsi Kamera Saku Digital

Nikon Coolpix P 1

Anjriittt....judulnya serius banget!!......wakakakakkkk!!! Ini sebenernya requestnya Ipoet yang minta tuntunan penggunaan kamera-nya dan beberapa teman yang secara pribadi melayangkan e-mail ke gue, meragukan kemampuan kamera saku/pocket digitalnya yang gak bisa bikin foto bagus. Halah Poet, gue ini sebenernya gak PD memberimu tuntunan, karena gue sendiri adalah orang yang paling males membuka manual book dan culun banget sama yang namanya teori photography. *Sapa sih gue ini?* Maksudnya Ipoet mungkin, gimana ya memaksimalkan kamera saku digital gue? *gitu kan Poet?*

Aku masih inget, jaman dulu kalo si Babe bawel nerangin ini itu tentang teori-teori photography dan pengenalan kamera, kayaknya Babe ngomong berbusa-busa, guenya masuk kuping kiri keluar kuping kanan *ya iyalah! abis yang diterangin juga anak baru kelas 3 SD*. Tapi Babe gak pernah putus asa, dia emang obsesi banget anak-anaknya ada yang punya kemampuan photography seperti dia. Tapi dasar guenya yang bolor kali ye, sering gak nyimaknya. Cuman makin ke sini makin kusadari, kayaknya apa yang dulu-dulu sering diomongin Babe itu nempel di alam bawah sadar gue......hahahahha.....segitu didoktrinnya gue!! Malahan sekarang kalo ngomongin soal photography sama Babe dan adikku, gue jadi lebih nyambung karena ilmu-ilmunya beliau yang tertanam di benak gue.

Okeh, sekarang ke soal kameranya Ipoet. Gue akan coba bantu dan nggambarinnya gak ribet-ribet pake istilah photography advance (pake istilah awam aja ya). Mudah-mudahan bisa dimengerti dan ini based pengalaman gue loh, jadi kalo ada temen lain yang punya pengalaman berbeda silahkan ditambahkan di kolom comment di bawah, biar kita bisa saling menambahkan. Yang akan gue share di sini adalah hal yang basic banget tapi penting diketahui. Sorry juga buat yang lain kalo postingan ini terlalu spesifik ke Nikon, karena memang untuk kamera digital pocket, merk ini yang gue gunakan. Gue sendiri memakai Nikon Coolpix P1 keluaran tahun 2005 dengan resolusi 8 MP. Cukup lama gue menggunakan kamera ini untuk membuat foto-foto makanan, sebelum akhirnya gue menggunakan kamera DSLR keluaran Canon. Bahkan sampe sekarang, kadang gue masih memakai kamera ini untuk food photography.

Menurut Ipoet kamera yang digunakan adalah Nikon Coolpix 7600. Setelah mencoba membaca spesifikasi dan review produknya (silahkan baca spesifikasinya di sini) dan membandingkannya dengan P1 gue (silahkan baca spesifikasi Nikon Coolpix P1 di sini), setidaknya gue ada sedikit gambaran mengenai "senjata" yang kamu pakai.

Hampir sama memang, tapi ada beberapa fitur yang gak dimiliki oleh 7600. Untuk food photography ada 2 setting kuncian yang biasa gue pakai :

A. Fitur Aperture Priority yang biasanya ditandai dengan "A" di roda menu kadang ada juga yang menggunakan "AV" atau Aperture Value. Seperti halnya P1, 7600 juga punya aperture range yang hampir sama. P1 : 2.7-5.2, sedangkan 7600 : 2.8-4.8. Sayangnya 7600 gak punya fitur "A" ini, Poet. Padahal mode ini enak dikutak-katik untuk food photography. Jadi alasan utama menggunakan mode Aperture Priority adalah untuk mengkontrol Depth of Field (DOF) atau gampangnya area fokus dari sebuah objek *begitu bukan yak bahasa Indonesianya?*. Dalam food photography, ini penting karena fokus berada di objek makanan, terkadang background perlu dibuat out of focus supaya tidak mengganggu penampilan si bintang utama :). Tapi bukan berarti setiap food photo harus punya backgound blur loh. Gak selalu. Terkadang juga kita perlu menampilkan ambience dan mood dari makanan tersebut. Maka dari itu, dengan menggunakan mode ini supaya kita bisa mengatur ketajaman backgroundnya tergantung kebutuhan dan selera.

Aperture itu sendiri apa sih? Aperture adalah diameter bukaan lensa. Semakin besar diameter bukaan berarti semakin banyak pula cahaya yang masuk. Aperture biasa ditunjukkan sebagai f-stop, misalnya nih : f/2.8 atau F 2.8. Semakin kecil angka f-stop misalnya f/2.8, semakin besar diameter bukaan lensa dan area ketajaman jarak tangkap terhadap objek semakin sempit (makanya backgroundnya bisa jadi blur), demikian pula sebaliknya, semakin besar angkanya misalnya 8 akan semakin kecil bukaan lensa dan area ketajaman semakin luas.


Image coutesy of Photoxels

Cara men-set up Aperture Priority pada Nikon Coolpix P1 :
1. Pilih ikon "A" pada roda menu

Nikon

2. Kemudian pilih ikon "+/-" untuk mengatur setting aperture. Tekan ke kiri untuk angka f-stop lebih kecil dan ke kanan untuk angka yang lebih besar.

Nikon

Nikon

3. Lalu tekan ikon bergambar bunga, OK dan pilih ikon bunga lagi di dalamnya.

Nikon

B. Kalo gak ada fitur "A", kita bisa gunakan fitur lainnya, yaitu "SCENE".

Cara men-set up menu "SCENE" :
1. Pilih ikon "SCENE" pada roda menu.

Nikon

2. Kemudian tekan tombol "MENU"

Nikon

3. Kemudian biasanya gue pilih setting Close Up yang ditandai dengan ikon bunga. Lalu tekan OK. Nanti akan ada pilihan "NORMAL", "EFFECT 1" dan "EFFECT 2". Pilih aja yang "NORMAL", nanti kalo mau eksperimen silahkan pilih-pilih yang lain :).

Nikon Coolpix P 1

Jangan lupa :
1. Sesuaikan ISOnya. Walopun ada pilihan Auto, gue lebih suka diset sesuai kebutuhan.
2. Utak-atik menu WB atau White Balance, gue lebih sering menggunakan pilihan AUTO. Mungkin nanti kamu akan menemui hasil foto terlalu merah atau terlalu kuning atau malah cenderung biru, coba WBnya di set ulang :
1. Pilih ikon "WB" dari roda menu.

Nikon

2. Kemudian pilih "PRE" White Balance Preset.

Nikon

3. Arahkan/fokuskan kamera pada selembar kertas putih di ruangan/tempat di mana obyek foto berada. Dan kamera bisa digunakan kembali.

Mudah-mudahan sampe sini cukup komunikatif dan mudah dimengerti ya.

Ini beberapa contoh foto yang gue ambil dengan Nikon Coolpix P 1 :

Mango Sorbet Pecel
Lontong Paris Feeling Romantic Cuppies

Kalo setting sudah ok, ada beberapa hal lagi yang penting diperhatikan (ini bisa dipelajari sambil jalan) :
1. Berhubung ini kamera saku, gak ada external flash juga kan? Lighting adalah satu hal yang sangat penting diperhatikan. Tentunya sumber cahaya yang oke dan murah meriah adalah cahaya natural. Pilih spot foto yang cukup mendapatkan cahaya. Sebisa mungkin hindari direct light (karena jatuhnya cahaya ke objek akan terlalu keras dan hasilnya akan kurang bagus). Pilih tepat di pinggir jendela (seperti yang sering gue lakukan) atau kalo ada teras ya di teras.

Behind The Scene : Banana Chocolate Chips Cookies

2. Komposisi. Semakin sering kita berlatih, semakin luwes kita menentukan komposisi (halah, gue aja masih sering mati gaya nyari kompo yang enak). Gue bukan penganut pakem rule of thirds (more about it here). Capek mikirin yang kayak gitu-gitu, mending eksperimen komposisi sebebas-bebasnya. Saran gue gabung deh sama klub-klub food photography yang sekarang berhamburan di FLICKR. Semakin banyak melihat karya orang, kita juga semakin banyak belajar, bisa bertukar pikiran pula dengan pakar-pakarnya, GRATIS!! :D
3. Sejalan dengan praktek yang sering dilakukan dan mlototin karya food photography orang, kita juga akan bisa membaca trend-trend komposisi yang sedang berlaku sekarang. Trend frame-frame miring sepertinya sudah ditinggalkan dalam food photography. Yang sekarang sedang in adalah trend-trend yang minimalis (dari segi properti dan tabletop setting), berkesan airy atau ringan, dengan cahaya yang soft atau malah memanfaatkan backlight dan angle bird's eye view alias mengambil gambar 180˚ dari tampak atas.

Ini contoh pengambilan secara bird's eye view :

Tuna Parmesan MuffinSLW : EggsGerman Apple Cake

Ini contoh foto memanfaatkan backlight (gak direct sih, tapi memanfaatkan sinar dari belakang dengan angle pengambilan agak serong):

Spicy Mango SaladIce Minty TeaBanana Pistachio Biscotti

Nah, ini loh contoh foto miring yang sekarang dah 'basi' :P (foto ini juga diambil menggunakan Nikon Coolpix P1 ) :



4. Food styling. Plototin deh majalah-majalah cuisine, gourmet, kuliner atau apalah namanya yang berhubungan dengan foto-foto makanan. Googling around di internet juga banyak. Sekarang banyak food stylist yang punya blog atau website. Bisa jadi sumber inspirasi yang besar nih. Food styling adalah elemen penting untuk menggugah selera orang. Tujuan food photography adalah menghasilkan foto yang apik dengan unsur membuat mulut mouth watering alias ngiler pengen makan :D.
Main deh ke blognya Jaden, Beatrice dan Sabra. Amati karya-karya food photography mereka (Jaden dan Bea adalah food journalist). Kalo mungkin berteman dengan mereka, mereka gak pelit berbagi ilmu :). Dan masih banyak lagi teman-teman foodie blogger di luar sana yang sangat berbakat dan dengan senang hati mau berbagi ilmu dengan kita-kita.
5. Sedia reflektor sebelum kekurangan cahaya :P. Bikin aja sendiri dari cardboard kemudian dibungkus aluminium foil, sudah sangat membantu mengisi cahaya di tempat-tempat yang butuh cahaya. Buat gue, reflektor adalah must have item.

See my reflector? ;)

Behind the Scene : Asisten

Yang penting, kenali dulu deh kamera sakunya. Utak-atik eksperimen hasilnya ancur gak papa, justru dari situ kita bisa belajar. Jadi tau salahnya di mana, gak enaknya di mana, dll. Gue gak percaya kamera digital pocket (minimal 5 megapixel-lah)gak bisa bikin karya bagus. Kameramu itu bisa banget tuh Poet "diperkosa" untuk bikin foto-foto apik ;).

Sorry kalo ada yang kurang, gue tuh gak bakat deh jadi dosen ato guru yang pinter nerangin, dan gue pun masih terus belajar, ini sedikit yang bisa gue bagi ke teman-teman. Kalo ada pertanyaan lanjutan, yuk kita diskusikan di kolom "COMMENT" :).

Happy exploring your digital pocket camera! Sorry kalo penjelasannya terkesan asal goblek :P, moga-moga bisa membantu.

Related Link :
Kamera Saku Gak Bisa Bikin Foto Bagus? by Arfi

34 comments:

  1. Ya ampyun mbak...lengkap banget step2nya hehehe....makasih yah...MAUCH..duh mbak dita emang TOP BGT SKL deh...baeeeekkk banget...

    Baru tau mbak kl model foto miring udah basi hahaha.....

    Oh ya mbak...aku khan juga punya 2 kamera pocket..yg satu Kodak (kado) dan Nikon...hasilnya yg kodak sering sekali jadi blur..dan berkabut..kenapa yo mbak..kl nikon emang ajdi jelas dan paten..cuman sayang gak ada mode "A" nya..ntar mau diotak-atik ahhhh..sesuai petunjuk mbak DIta..

    Trus satu lagi...posisi kita sebagai pemotret sebaiknya membelakangi cahaya or menghadap cahaya yah..dan sebaiknya reflektor ditempatkan di tempat yg kurang cahaya dengan menghadap ke cahaya yah...walah tambah bingung yo mbak ehhehe...suoorryyy

    en once again SUWUUUNNNN....!!!

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. Anonymous11:50 AM

    weeeewww..pake pocket camera ajah bagus begituh hasilnya.
    emmh..stelah memenuhi keinginan mba ipoet, sekarang penuhin keinginanku juga yak buat publish cara-cara motret yang bagus make DSLR canon.. hehe..
    yuuk maree..:p

    ReplyDelete
  5. Anonymous12:56 PM

    keren Dit penjelasannya

    gue adalah orang yg paling males pake reflektor :D

    ReplyDelete
  6. Sama kayak Dita, gue juga paling males banget pake reflektor. Makanya, hasilnya gak pernah maksimal :D. Malahan, akhir2 ini males ngeluarin properti buat moto makanan.

    Emang bener, Dit. Jangan pernah meremehkan kamera poket. Asal tau tips & triknya, kamera poket bisa juga ngehasilin foto yg oke. Itu terbukti dari hasil foto2 lo yg keren :)

    ReplyDelete
  7. Anonymous12:41 AM

    Dit, kalo miringnya cuma diikit basi jg gak?...qiqiq

    Aku sebenernya semenjak kenal photoshop malah rada males moto still-life yg dipikir2... soalnya udah ilfil duluan...krn foto sejelek apapun bisa dipoles jd top...

    Apalagi makanan...mau motret lama2 ..laper duluan ;)

    Tapi ngiri jg seh, kayanya punya bokap fotographer enak yah Dit.. banyak ngasih "seni".

    Aku waktu dulu masuk IKJ nyokap malah ngomel ;)

    Btw, Coffee Cakenya cantik banget...

    ReplyDelete
  8. dolo wkt pk camera poket males ndekor meja hihi.. skg jd hobi :p

    ReplyDelete
  9. @ Ipoet ; blurnya seperti apa? blur goyang? atau blur kayak tersaput kabut? Iya itu kalo gak ada mode A, pake mode scene aja ;). Mengenai posisi, sebenernya fleksibel aja sih, asal kitanya gak menutupi arah cahaya menuju obyek. Kalo cahaya ke arah obyek ketutupan kita, ya sama aja boong dong :P Obyeknya jadi gelap kurang cahaya.

    Yup, reflektor digunakan untuk mengisi cahaya di tempat-tempat yang dibutuhkan dengan arah menghadap cahaya yang datang dari depannya. Coba praktek deh, nanti bakal tau bedanya. Bikin aja pake karton tebel, ato triplek ato itu yg buat alas cake trus dibungkus alu foil.

    ReplyDelete
  10. @ Fhia : hosh...hosh...ini aja masih ngos2an abis nulis panjang lebar gini :P. Emang Fhia pake kamera apa?

    ReplyDelete
  11. @ Sefa : hihihihihi.....gue tuh paling susah nerangin ke orang, syukur deh kalo bisa dimengerti ;).

    @ Sheila : bow, reflektor selalu ada di samping ik tuh ;). Makasih ya :)

    ReplyDelete
  12. @ Zita : miring yang sampe kliatan makanan mo tumpah tuh yang nggak banget :D. Sementara aku kebalikannya, males si sotosop terlalu campur tangan, makanya motretnya suka lama, karena bener2 nyari yang memuaskan.

    Btw, IKJnya angkatan brapa? Aku ini hidup dikelilingi orang-orang IKJ, ya maklum deh lingkunganku besar gak jauh2 dari pada seniman. Sampe akhirnya menikah pun, keluarga suami juga dari kalangan seniman. Ya adik ipar dari IKJ, ya temen main dari IKJ, ya temen kerja dari IKJ ;).

    ReplyDelete
  13. @ Ayin : sekarang total ya Yin :P

    ReplyDelete
  14. ditaa thanks ya jeng tips dan infonya, eikeh mau mulai belajar lagi fotograpinya :( sayang punya kamera cuman foto berdasarkan "kebutuhan" aja.. sekarang mau coba lebih maximal.

    once more, thanks ya jeng..

    ReplyDelete
  15. weits...ada sheila....halluuwww sheila...gimana liburannya...kok gak nelp gw...sih...hehehe....ditunggu kontaknya yah....

    ReplyDelete
  16. Mbak Dita, makasih penjelasannya..
    kameran pocketku yg Kodak tuh berkabutnya bukan karena goyang...jadi kaya' tersaput kabut...kaya' hasil fotoku baru-baru ini mbak...karena kamera nikonku baterainya habis..aku pake Kodak, gak memuaskan banget...

    ReplyDelete
  17. @ Widya : iya sayang Wid, kalo kameranya gak digauli ;)

    @ Ipoet : kabut itu kayaknya masalahnya kodak deh, aku juga dulu pake kodak dan ngalamin hal yang sama. Sekarang kamera itu udah is dead. So sorry ga bisa bantu.

    ReplyDelete
  18. DSLR 400D mba.. ayoo bikinin kayak ginian juga yaaaa..

    ReplyDelete
  19. Anonymous11:02 PM

    I don't read Indonesian (it is Indonesian right?) but I do have a similar studio ;) And I'm definitely going to try out the reflector. I never use anything but I think I could improve my pictures by using it.

    ReplyDelete
  20. Anonymous3:42 AM

    Dita,
    salam kenal....
    Thanks banget tulisannya.. Detil banget khusunya buat org bolot ttg kamera kayal gw... Really helps me!!

    ReplyDelete
  21. makaciiiihh... bangetttt...
    baru kebaca nih infonya. Kamera sy juga nikon tapi coolpix 7900. Yg ini jg ga ada aperture. Dan baru tau kl fungsinya bisa digantiin dg set ke "close up" di "scene", cuman tetep ga ada pilihannya jd normal, effect 1 atau 2. Sy pikir close up ini hanya bisa dipake untuk ngambil objek yg bener2 deket aja :).
    Trus, baru tau jg cara ngambil "white balance" hehe.. selama ini srgnya setting di "daylight". Baca manual booknya bikin pusing :P.
    pokoknya luv u so mucccchhhh... :D

    ReplyDelete
  22. Terima kasih ilmunya ya mbak, dikirain camera pocket gak bisa bikin foto bagus kayak gitu. Merk & Type camera pocket apa ya yang bagus. Aku punya olympus, tapi selama ini hasilnya gak ok. Nanti aku cobain ah.

    ReplyDelete
  23. dah dibaca lagi bu....

    ReplyDelete
  24. Anonymous11:07 AM

    Mbak Dita, ada e-mail untuk Anda re jadi pembicara fotografi
    trims
    gbw

    ReplyDelete
  25. Anonymous9:42 PM

    Uwwah.. lengkap bwanget penjelasannya..
    jadi nyadar kalo kamera gw sdh lama jadi pengangguran. Ga pernah diulik dan kalo moto cuma pake automatic azah.. he he..

    Setelah baca penjelasan ttg kekuatan camera pocket yg sebenernya ga bisa diangap remeh, Gw jadi pengen ngulik lagi camera gw.. fyi gw pake camera canon digital ixus 60..

    Btw jepretan lo keren-keren abeez Dit..gw akan kejar lo dan pinot untuk tanya2 yee.. good luck dan thx infonya..

    ReplyDelete
  26. Mba Dita,

    Salam kenal..
    Saya sering numpang belajar di sini..*baru ngaku*
    Kadang liat fotonya sambil nganga trus grumbling *Gila keren banget*

    Selalu ditunggu karya-karyanya..

    ReplyDelete
  27. wah seru juga ya kamera pocket...

    ReplyDelete
  28. Salam kenal mba...
    makasih ilmunya keren abiiiz...
    ditunggu ya sharing-sharing food photographynya terutama dengan menggunakan kamera saku :)
    Abis punyanya cuma kamera saku hiks...

    ReplyDelete
  29. Anonymous5:36 AM

    mba dita...met kenal yaah. Aku mo minta link-nya yaah. Terima kasih.

    ReplyDelete
  30. Halo mba...makasih banget tips2nya...meskipun banyak yang gag mudeng (heheheh),tapi dengan adanya foto2 itu,termasuk studio odong2nya,saya mulai jadi mengerti,,,,hooo begitu tohhh,,,pelan2 saya mulai coba tips2nya, mampir ya mba ke blog saya kalo bisa juga komen (komen gag bagus jg gpp,kan kritik membangun :)...hehe)...
    *pemasakpemulafoodbloggerpemulapeminatfoodfotografipemuladantukangmakan*

    ReplyDelete
  31. Mamin, thanks tips-nya yah.

    ReplyDelete
  32. Thank's share ilmu-nya Mbak
    Membantu banget.. Coz aku mo bli digcam, tp bingung mo merek&seri brapaC
    Coz jg budget cman 1,5jt ajah...


    Salam Kenal,
    Juliant@Sby

    ReplyDelete
  33. Anonymous7:17 AM

    This is a unusual looking cooking lid is made of soft
    silicone. If you prefer to use frozen strawberries, they work
    in this cake equally as well as the fresh. If desired, embellish the cake
    pops with nuts, sprinkles or other decorations.

    Here is my blog; cake and bake germantown menu

    ReplyDelete

thanks for dropping by :)