3.29.2010

Pengiriman Surat Pembaca

Pada hari ini juga, 29 Maret 2010, setelah saya menerima e-mail yang isinya tidak menunjukkan itikad baik dari pihak IN AzNA BooKs, saya mengirimkan surat pembaca ke 2 harian nasional, KOMPAS dan Suara Pembaruan, yang isinya juga sekaligus dalam rangka kampanye anti pembajakan foto dan jangan asal copy paste hasil karya orang lain.

Update Kasus Buku 101 Resep Minuman

Setelah yang bersangkutan menanggapi opsi-opsi yang saya berikan, kami sudah hampir menemui jalan keluar. Bahkan sudah disepakati bersama, penerbit IN AzNA BooKs bersedia membayar kompensasi dan (plus) berjanji menarik buku secara bertahap dari pasaran (ini janji dia, padahal saya hanya menawarkan untuk memilih 1 opsi). Yang bersangkutan sempat meminta no rek saya dengan alasan akan mentransfer kompensasi material sesegera mungkin (ini dia juga loh yang janji bukan saya yang memberikan batas waktu tanggal sekian sekian harus di bayar...catat!)

Setelah sempat satu kali ybs men-cek ulang no.rek saya via e-mail (dia beralasan dia gak bisa bisa ngirim uang karena no.rek saya tidak terdaftar), saya membalasnya dengan mengirim ulang no.rek saya berikut pertanyaan ybs mengirim uang lewat mana? atm atau internet? Ia mengaku mengirimkan via mobile banking dengan alasan ATM jauh.

Saya tunggu sampai keesokan hari, tidak ada kabar berita. Saya kirim e-mail menanyakan perkembangan, tapi tidak dibalas. Esoknya lagi saya kirim e-mail lagi, karena tidak ada tanggapan, maka sekarang saya yang menentukan deadline pembayaran/penyelesaian masalah ini sampai hari Minggu 28 Maret 2010. Jika memang tidak ada tanggapan apa-apa, saya berencana menaikkan surat pembaca di harian KOMPAS dan Suara Pembaharuan mulai hari Senin 29 Maret 2010 dan memblow up kasus ini ke media.

Minggu malam 28 Maret 2010, saya mendapat balasan dari yang bersangkutan, yang isinya malah mementahkan apa yang sudah kami sepakati bersama dan tidak ada penjelasan kenapa ybs selama beberapa hari menghilang tanpa jawaban.

Berikut jawaban ybs :

Sdhlah jangan dipernjang... Aku sdh janji mau kasih kompensasi lebih dari sekedar royalti tp ketika kutrnsfer berkali2 ga masuk...

Klo memang benar2 anda pemilik foto tsb, datang saja ke jogja, tunjukkan bukti2nya klo itu foto anda, baru kubayar cash kompensasinya.

Teman2 di penerbitan juga sdh siap menanti kedatangan anda, mrk ingin melihat dan mengenal anda lebih dekat.

Terimaksih. Kutunggu kedatangan anda!


Sekarang dia malah nantang balik saya untuk datang ke Jogja yang dia tahu itu tidak mungkin saya lakukan karena posisi saya jauh di luar Indonesia. Mencari cara berkelit? Cari-cari alasan?

3.22.2010

Tanggapan atas Opsi-Opsi yang Saya Berikan

Bagaimana saya punya bukti kalau mereka sudah menarik buku tersebut dari pasaran?

Ini jawaban mereka atas opsi-opsi yang saya berikan :

Trimaksih atas masukan2nya dan opsi2nya. Kami dengan rendah hati dan karena suatu hal maka kami memilih opsi akan menarik buku tersebut dari pasaran saja. Ke dpn kami akan lebih jujur, dan semoga tdk terulang lagi. sekali lagi saya mohon maaf yg sebesar2nya. Matur nuwun.


On Mon Mar 22nd, 2010 2:49 AM EDT Dita W. Ichwandardi wrote:

Terimakasih sebelumnya atas tanggapan Anda. Jika Anda ingin menjadi besar
hendaklah berusaha dg jujur. Tahukah Anda proses panjang dibalik
menghasilkan sebuah foto makanan (
http://last-bite.blogspot.com/2010/03/home-food-photography-sebuah-proses.html)?
Saya tidak peduli, perusahaan Anda kecil atau besar, tapi setidaknya
berusahalah dg jujur dan beretika. Ini bukan kasus penggunaan foto saya
tanpa ijin yang pertama. Kalau semua pengguna akhirnya menggunakan kata maaf
saja, pencurian foto akan berlangsung terus.

Dengan ini, saya minta hak saya, saya mohon (saya akan memberikan bbrp
pilihan) :
1. tarik buku dari peredaran. atau
2. cantumkan nama saya : Dita Wistarini berikut link food blog saya
http://last-bite.blogspot.com , sebagai bentuk penghargaan atas karya cipta saya. atau
3. saya minta royalti karena foto saya ada di buku tersebut (dijadikan cover). atau
4. permohonan maaf karena menggunakan foto saya tanpa ijin di koran KOMPAS.
5. saya bawa ke jalur hukum seperti yg dulu sudah pernah kami lakukan pada penerbit Cam Boga (karena sudah melanggar Pelanggaran Hak Cipta UU Nomor 12
Tahun 2002, Pasal 12 Bagian Ke-4).

salam,
Dita Wistarini

Klarifikasi IN AzNa Books

Kalau semua pencuri foto pada akhirnya meminta maaf begini, kapan kasus ini akan selesai? Pencurian foto akan berlanjut terus. Dan orang-orang tak bertanggung jawab ini tak pernah belajar. Sudah saatnya Foodie Blogger lebih keras memberikan "pelajaran".

Berikut adalah jawaban In AzNa Books atas e-mail keberatan saya :

2010/3/22 IN AzNa Books

Dengan ini, kami atas nama redaksi penerbit IN AzNa Books, mohon maaf yg sebesar-besarnya atas kejadian ini, krn kami tdk tahu klo ternyata foto cover 101 resep minuman adlah hak milik anda. Mohon harap dimaklumi, krn kami penerbit kecil yg blm bisa menggaji desainer cover (karyawan) dan masih order cover ke luar. Jd kejadian ini di luar dugaan kami. Oleh sbb itu, kami sungguh2 memohon maaf yg sebesar2nya. Smoga kejadian ini mnjadi masukan ekstra penting bagi kami agar tdk terulang lagi. Semoga Anda dpt memaklumi dan dg lapang hati memaafkan kekhilafan kami. Salam sukses dan sejahtera selalu untuk Anda. Trima Kasih.


Hormat kami


Redaksi IN AzNa Books

Home Food Photography : sebuah proses kreatif panjang (jangan asal 'comot' foto)


terimakasih untuk Rurie atas informasinya

Pencurian foto makanan terjadi lagi. Kali ini menimpa saya. Foto Wedang Ronde saya digunakan tanpa ijin sebagai sampul buku "101 Resep Minuman hangat-segar-dingin" (diterbitkan oleh IN AzNa Books). Ini bukan kali pertama foto makanan saya dan teman-teman Foodie Blogger Indonesia digunakan tanpa ijin. Kasus ini sudah berulang ratusan kali dan masih terus berlanjut. Bukan hanya diperjualbelikan dalam bentuk buku tapi juga digunakan dalam blog-blog beriklan.

Melalui tulisan ini, saya ingin mengajak Anda untuk memahami proses kreatif dibalik sebuah foto makanan yang dihasilkan lewat Home Food Photography.

Apa yang terlintas di benak kamu saat melihat foto makanan yang begitu menggiurkan dan menerbitkan air liur? Menggugah seleramu dan ingin memakannya?

Cherry Pie Collage

Good! Berarti pesan yang ingin kami, para Foodie Blogger/Food Photographer, sampaikan mengena pada kamu. Dan tahukah kamu proses panjang dan kerja keras dibalik foto-foto makanan dan masakan itu?

Sebelum bercerita lebih jauh tentang proses pembuatan sebuah foto makanan, perkenankan saya untuk terlebih dahulu memperkenalkan komunitas Foodie Blogger/Food Photographer ini. Komunitas ini adalah sekumpulan orang-orang yang mempunyai passion di dunia masak-memasak/cooking/baking. Kami saling berbagi ilmu lewat blog. Makanya kemudian blog-blog masak ini dikenal dengan istilah Food Blog, yang biasanya isinya beragam rupa resep. Pada awalnya Food Blog memang hanya digunakan untuk sharing resep. Tapi dalam perkembangannya akhirnya Food Blog tidak bisa dilepaskan dari Food Photography. Dulu foto-foto makanan yang menyertai resep bukan elemen penting. Sekarang? Siapa yang tidak betah menjelajah sebuah blog yang isinya resep-resep disertai dengan foto-foto makanan yang cantik?

KBB#15 : chocolate mud cake cookies sandwiches

Dan akhirnya pada perkembangannya, Food Blog tidak lagi hanya berisi resep-resep makanan/masakan tapi juga berisi event-event online yang berhubungan dengan kemampuan mengasah ilmu Food Photography. Untuk event-event lokal Indonesia sebutlah SLF, Flickr KBB atau buat yang mau belajar Food Photography ada juga event online Home Food Photography, juga event-event lain yang sifatnya momentum. Atau silahkan bergabung dengan NCC Food Photography Club. Untuk perlehatan internasional ada event bergengsi yang rutin diadakan tiap bulan seperti Does My Blog Look Good In It (DMBLGIT) dan ,Click dengan juri-juri yang kompeten di bidangnya yang tak segan-segan memberikan kritik-kritik membangun. Dan event ini terbuka untuk siapapun yang memiliki Food Blog di seluruh dunia. Semakin sering mengikuti event-event seperti ini semakin terasah ilmu-ilmu Food Photography kami dan semakin banyak pula berkenalan dengan para Foodie Blogger dari belahan bumi lain.

Melalui event-event inilah kami belajar banyak dan mengeruk ilmu-ilmu Food Photography. Belajar mengenai lighting, komposisi, styling dan konsep sebuah food photos. Kami bukan sekumpulan Food Photographer profesional. Kami adalah para amatir (banyak di antaranya ibu-ibu rumah tangga) yang pada prosesnya akhirnya ada juga yang sukses menjadi profesional. Kami adalah sekumpulan Food Photographer amatir yang memiliki passion di bidang ini. Bisa kamu buktikan bagaimana seorang Food Blogger foto-fotonya bermetamorfosa dari yang menurut candaan seorang teman "wueleekkk tenan dari jaman asu ra enak" (jelek banget dari jaman anjing gak enak) sampai sekarang sudah bisa menghasilkan foto-foto ciamik ala majalah cooking atau ala buku-buku resep. Kunjungi food blog-food blog ini dan klik archive mereka saat mereka pertama kali berkomitmen membuat sebuah Food Blog. Njelehi (jelek) kalo kata kami. Dan kami tidak pernah malu dengan karya-karya foto kami yang dulu tampak menggelikan :).

Lalu apa yang dicari? Mengapa sebegitu repotnya sharing resep disertai foto-foto makanan yang begitu "niat"? Seperti kami bilang, kami adalah sekumpulan amatir. Jadi jawabnya adalah : Kepuasan batin! Bukan profit atau keuntungan yang kami cari. Kami sudah cukup puas berkenalan dengan begitu banyak orang-orang yang berbakat dalam jaringan ini, yang biasanya tak pelit berbagi ilmu, baik ilmu memasak ataupun ilmu fotografi makanan. Kami sudah cukup puas karya-karya kami bisa diakui dalam event-event online dunia. Ada kebanggaan tersendiri. Kalaupun kemudian karya kami digunakan/dibeli oleh penerbit buku atau majalah, itu adalah bonusnya.

Kami adalah sekumpulan orang yang mempunyai minat yang sama dalam bidang masak-memasak dan fotografi makanan dengan tujuan bukan untuk komersialisasi. Maka bisa kamu bayangkan betapa sedih dan kecewanya kami, jika karya-karya foto makanan kami dipergunakan dengan tidak bertanggungjawab (tanpa ijin dan penghargaan), terlebih lagi untuk tujuan komersil. Sampai-sampai ada yang mencetak buku resep masakan dengan mengambil foto asal comot dari food blog-food blog. Sungguh tak bertanggungjawab.

Jika kamu tertarik untuk mengetahui proses di belakang layar bagaimana sebuah postingan resep berikut foto makanannya dihasilkan, silahkan teruskan membaca tulisan ini.

Seperti sudah kami katakan,kami cinta dunia baking dan cooking. Kami senang mencoba berbagai macam resep baik yang didapatkan sendiri maupun resep-resep yang dibagi sesama Foodie Blogger. Untuk mencoba resep, kami harus berburu bahan, menyisihkan uang belanja dan meluangkan waktu kami di sela-sela kesibukan untuk berbelanja dan kemudian membuat sebuah makanan. Setelah uji coba resep, kami mendokumentasikan hasilnya. Proses ini juga tidak gampang. Seringkali di sela-sela kegiatan mengurus anak atau di sela-sela kegiatan belajar menjelang ujian, kami melakukan photo session. Untuk bisa melakukan sesi foto ini tentunya kami harus memiliki alat yang memadai. Kamera tentunya. Bila sudah cukup advance ilmunya kadang diperlukan juga lampu-lampu, reflektor, tripod, filter, lensa yang mendukung, dll.

Karena kami bukan profesional, kamera canggih dan alat-alat pendukung tidak dengan mudah dikumpulkan begitu saja. Butuh waktu bertahun-tahun mengumpulkan alat-alat itu. Dari menyisihkan uang belanja, menabung honor menulis di sebuah majalah masakan, menabung honor dari pemakai bertanggungjawab yang menghargai karya-karya kami, dan seterusnya. Hanya untuk mendapatkan sebuah lensa idaman, kami menabung bertahun-tahun.

Pada saat proses pemotretan, jangan kira bisa selalu berjalan mulus. Karena kami rata-rata ibu rumah tangga yang punya segudang kesibukan mengurus rumah dan anak-anak, kami harus bisa membagi waktu. Berkejar-kejaran antara cahaya matahari bagus dengan keinginan sang bayi untuk menyusui. Membujuk si anak untuk tidak mencolek-colek makanan yang sedang di foto ibunya. Atau di sela sesi foto tiba-tiba si kecil menumpahkan air atau kuah makanan yang sedang di foto. Hal-hal seperti ini, sudah akrab dengan kami.

Behind the Scene : Leia Mainan Susu
emaknya asik motret, anaknya numpahin susu buat ngepel

Behind the scene : Choco brownie muffins
sesi foto di sela-sela mengurus anak

Jangan kira saya dan teman-teman punya studio foto khusus. Semua dilakukan di ruang tamu, ruang makan, dapur, bahkan ada yang melakukan proses ini di kamar mandi karena kebetulan cahaya bagus hanya ada di kamar mandi. Kami sering menyebutnya studio odong-odong yang bisa berpindah-pindah tergantung cahaya matahari bagus ada di mana. Ini contoh studio odong-odong teman-teman Foodie Blogger.

ghetto studio! Behind the Scene : Creme Brulee
ini studio odong-odong saya

Behind the Scene : Yakitori
kadang gak perlu macam-macam setting, cukup bangku tinggi sbg pengganti meja

Kalau kita bicara fotografi makanan tentu tidak lepas dari properti. Bagaimana sebuah foto dapat terlihat menarik dan breathtaking, tidak bisa dipungkiri ada campur tangan properti di foto tersebut. Properti bisa berupa apa saja, dari piring makan, mangkuk, gelas, botol, teko, serbet makan, talenan, sayur, buah-buahan, dll. Barang-barang ini juga kami kumpulkan sedikit demi sedikit. Coba kamu tanya Foodie Blogger yang menekuni Food Photography rata-rata Gila Properti! Terkadang beli sendok cantik hanya 1-2 buah, piring unik 1 buah, berlembar-lembar serbet makan yang beda jenisnya…semua tidak genap jumlahnya, boro-boro satu set :). Silahkan baca bagaimana orang-orang Gila Properti ini berbagi cerita tentang properti-propertinya di sini. Kami mengumpulkan properti ini pun sedikit demi sedikit.

Foto-foto yang kami hasilkan pun sebisa mungkin gak asal jepret. Harus mikirin konsepnya dulu, stylingnya mau kayak apa, komposisinya gimana, properti pendukungnya apa, lightingnya mau gimana.

Props Fever
properti yg saya kumpulkan sedikit demi sedikit...lama2 bikin suami melotot

Proses ini belum berakhir di sini. Masih ada proses post processing dari foto-foto yang sudah diambil. Memilah-milah foto mana yang layak ditampilkan nanti di blog. Dari hampir ratusan jepretan,paling banyak hanya 5 foto yang dipilih. Hampir sebagian besar dari kami tidak menguasai software graphic canggih. Jangan kira kami lihai menggunakan Photoshop. Kami banyak menggunakan software-software editing photo gratisan semacam Picasa atau Picnik dari internet. Toh yang kami butuhkan tak banyak editing, paling-paling hanya menaikkan brightness contrast, meng-crop bagian yang tak diinginkan, memperkecil ukuran dan mencantumkan Watermark. Ini juga dilakukan di sela-sela kegiatan mengurus rumah dan anak-anak.

Setelah selesai, kami mulai menulis di blog, hasil uji coba kami terhadap sebuah resep berikut foto hasil akhirnya. Terkadang kami pun menyertakan foto step by step cara pembuatan sebuah makanan. Lagi-lagi di sela-sela waktu kami mengurus rumah tangga.

Bisa kamu bayangkan betapa kecewa, gemas, marah dan sedihnya kami jika karya-karya kami ini kemudian digunakan sebagian orang tak bertanggungjawab. Dipakai tanpa ijin, dicrop sana sini, dihilangkan watermark-nya. Foto yang kami hasilkan berjam-jam, bahkan mungkin memakan proses berhari-hari digunakan seenak jidat. Dan betapa gemasnya kami ketika kemudian karya-karya foto kami diperjualbelikan tanpa ijin, digunakan dalam buku resep dan diakui di foto oleh tim penulis buku mereka, dipasang di website-website beriklan, digunakan dalam buku menu restoran, dipakai dalam sebuah banner iklan produk makanan.

Dalam dunia blogging pun ada etikanya. Menggunakan hasil karya orang lain tidak bisa asal comot. Apa susahnya minta ijin? Atau cantumkan link/nama si pemilik foto. Kami para Foodie Blogger pun sudah punya aturan tidak tertulis dan etika ini pun sudah dipahami kami. Selalu mencantumkan dari mana sumber sebuah resep. Ini adalah bentuk penghargaan kami bagi sang penemu/pemilik resep. Kami semua bertanggungjawab untuk saling menghargai hasil karya orang lain.

Apalagi pada beberapa Food Blog sudah ada warning atau Disclaimer yang jelas-jelas tertampang, bahwa penggunaan foto harus dengan ijin pemilik foto. Tapi sepertinya orang-orang tak bertanggungjawab ini tidak peduli. Kami tidak mau mengakui blog masakan/makanan yang foto-foto dan resepnya asal comot, tidak diuji coba sendiri oleh mereka. Itu bukan cara kami untuk tetap eksis di dunia Food Blog/Food Photography.

Saya rasa etika ini bukan cuman berlaku untuk Foodie Blogger kan? Blogger lain pun pasti sudah paham dengan etika penggunaan hasil karya orang lain. Alasan internet adalah public domain bukanlah sebuah pembelaan diri yang tepat untuk asal comot sebuah foto. Bergaul di dunia maya pun ada etikanya, ada unggah ungguhnya. Banyak foto-foto kami yang sudah dilindungi Creative Common untuk melindungi hal-hal semacam ini terjadi tapi tampaknya memang banyak orang yang belum tahu dan tidak peduli.

Saya dan teman-teman Foodie Blogger berharap, semoga dengan tulisan ini bisa memberikan gambaran bagaimana sebuah food photos itu dihasilkan, bagaimana kami bekerja keras menguji coba resep dan melakukan sesi foto? Seperti saya katakan sebelumnya, Foodie Blogger tak pernah berusaha mencari keuntungan, tolong hargai hasil kerja kami dengan meminta ijin/mencantumkan kredit untuk kami. Senang rasanya kalau karya kami bisa dihargai dengan layak. Kalaupun kemudian foto-foto kami ingin dikomersilkan, marilah berbicara bisnis.

Food Photography Compilation

3.20.2010

Martabak Manis

Biasanya bikin martabak manis pake resep yang gak pake ragi. Kali ini pengen nyobain yang pake ragi, pengen tau bedanya. Resepnya udah lama ngendon di harddisk dari mamaJalu.

Yang pake ragi ternyata lebih membal dan gak cepet keras, lebih elastis lah. Bikinnya gak susah, kalo gak punya pan tebel khusus martabak bisa juga kok pake teflon.

Kebetulan punya loyang martabak tebel beli di daiso, 1-nya pinjem punya tetangga, jadi kerjanya cepet :).

Martabak Manis


Martabak Terang Bulan
source : mama Jalu aka Fransiska Rachel

Bahan A :
- 125 gr tepung terigu protein rendah, ayak
- 25 gr gula pasir
- 1/4 sdt baking powder
- 1/4 sdt garam
- 175 ml air
- 1/2 sdt ragi instant

Bahan B :
- 2 butir telur
- 1/8 sdt soda kue
- 25 gr gula pasir

Bahan tambahan :
- gula pasir
- Margarin untuk olesan
- Susu kental manis
- Keju cheddar, meises, kacang tanah sangrai cincang kasar + gula

Cara Membuat

1. Kocok dengan mixer bahan A (kecuali ragi) sampai lembut, masukan ragi, aduk rata, diamkan selama 2 jam sampai berbuih

2. Kocok lepas bahan B, lalu masukan kedalam adonan A, aduk rata.

3. Panaskan loyang martabak (pake teflon juga bisa kok), tuang adonan, ratakan pinggirnya, biarkan adonan mengeluarkan buih, membentuk rongga, taburi gula pasir dikit aja, tutup teflonnya pake tutup panciii, biarkan matang

bikinnya pake api kecil, teflonnya sudah dioles mentega dulu & harus bener2 panas (berdesis waktu adonan dituang)

Martabak Manis

Sering-sering ditengokin, sampe bagian atas martabak mengkilap (mateng bener)

Penyelesaian... inget-inget cara bikin tukang martabak :
4. Angkat martabak, pindahkan ke tempat datar (talenan), belah 2 sama rata, panas2 olesi pake margarin atau butter (hihihi.. ini dia yang bikin juicy... kikikik...), tabur dengan isian sesuai selera, tutup dng bagian lainnya.

Martabak Manis

5. siap disajikan

3.12.2010

Cream Cheese Banana Nut Bread

Yang mau mengkaryakan cream cheese silahkan coba resep ini. Gara-gara May Irianti posting resep ini gue jadi pengen bikin. Setuju sama jeng Mae, gue juga cucok sama resep ini. Kalo mau tau teksturnya : moist, gak padet, gak seret, cenderung agak crumbly dengan wangi pisang dan samar-samar wangi cream cheese. Tadinya mau buat proyek week-end tapi looh...loohhh...loohh....pisangnya udah keburu item. Ya sutra terpaksa muter mikser :P

cream cheese banana nut bread

Cream Cheese Banana Nut Bread
Original recipe taken from myrecipes.com. Converted and modified by May Irianti.

50 gr butter
100 gr creamcheese
175 gr gula pasir
1 butir telur
180 gr tepung terigu
1/4 sdt baking powder
1/4 sdt baking soda
1/4 sdt garam
2 buah pisang matang, haluskan (gue sarankan pake pisang yg udah mateng banget biar aromanya keluar)
50 gr kacang2an, panggang sebentar (optional-gue pake kacang mete)
1/2 sdt extract vanilla
dita-kalo mau dicampur chocolate chips juga ok

Olesi loyang loaf dengan margarin, alasi dengan kertas dan olesi kembali dengan margarin. Panaskan oven hingga mencapai suhu 180 degC. Sisihkan.

Kocok butter dan cream cheese hingga lembut, tambahkan gula sedikit demi sedikit. Kocok terus hingga creamy dan fluffy. Masukkan telur, kocok pelan hanya hingga tercampur rata.

Campur tepung dan bahan kering lainnya, lalu masukkan kedalam kocokan butter+cream cheese. Kocok sebentar dengan speed rendah hingga tercampur rata. Masukkan pisang, kacang kacangan dan vanilla extract, aduk hingga rata. Adonan bertektur sangat kental mirip adonan pisang goreng.

Tuang dalam loyang, panggang selama kurang lebih 45 menit atau hingga permukaan kecoklatan. Cek dengan menggunakan tusukan sate, bila tusukannya kering setelah dimasukkan, tandanya cake sudah matang.

Keluarkan dari loyang dan dinginkan. Hias sesuai selera.

IMG_6285

3.10.2010

Cake Decorating : Pastillage shapes

Pernah denger yang namanya fondant, marzipan dan gum paste? Biasanya digunakan untuk keperluan cake decorating dan bentuknya seperti play dough, bisa dibentuk menjadi bermacam figurine dan bentuk.

Praktek Fondant
ini hasil karya udah lama banget semasa saya tinggal di Indonesia


Buat bakers yang tinggal di Indonesia tentunya sudah familiar dan cukup mudah untuk menemukan item-item tersebut. Hampir semua TBK (Toko Bahan Kue) besar pasti menyediakan (minimal) fondant. Tinggal dibeli kiloan dan kita bisa mewarnai sesuka hati dan selera, sesuai dengan kebutuhan. Pada dasarnya hampir semuanya berbahan dasar sama yaitu gula dan gelatine, hanya bahan-bahan tambahannya aja yang berbeda-beda. Kalo marzipan pake bubuk almond, sedangkan gum paste menggunakan campuran putih telur. Dan semuanya pun bisa dibuat sendiri (kalo gak males...kekekekekk). Well, yang suka bikin males itu nyari campuran-campuran bahan kimianya yg lain. Apalagi saya tinggal di negeri yang saya sebut "tidak ramah bakers", bukan surga-lah untuk para bakers. Mo cari apa-apa gak ada, pewarna makanan terbatas, esens itu-itu doang, variasi loyang sangat minim, apalagi kebutuhan untuk cake decorating....mimpi aja! :P Makanya kalo mudik, itu salah satu kesempatan saya untuk membawa aneka pewarna makanan, loyang, sampe plastik segitiga dan bahan baku lain yang susah dicari di sini.


Udah lama banget pengen praktek fondant lagi. Tapi apa daya, di sini gak ada. kalo mau ya musti bikin sendiri. Alternatifnya paling bikin marshmallow fondant yang bahan-bahannya gak terlalu neko-neko, tapi proses bikinnya agak sedikit panjang, karena musti nyairin marsmallow dalam microwave, sementara saya gak punya microwave. Akhirnya ke-pending lagi.

Kemaren pas lagi iseng-iseng browsing tentang cake decorating, nemu yang namanya Pastillage. Ini saya kutipkan penjelasannya : "Pastillage is a sugar-based dough used for decorating and creating decorations for pastry, showpiece work and decorative molded forms. The dough is much like clay or play-dough where you can knead it and roll it out. Pastillage is worked then allowed to dry, setting up to a hard, sugar-based decoration. Depending on the mix, pastillage can be formed and sanded to remove any rough spots after it has completely dried. There are many, many recipes out there and most have the same ingredients: powdered sugar, gelatin, and water, with some recipes calling for an acid like vinegar or cream of tartar."

cake decor : pastillage shapes

Terus pas baca metodenya juga mudah banget dan bahan-bahannya pasti ada di dapur kita. Iseng ah pengen coba. Kali-kali bisa direkomen untuk next cake decor project. Resep yang saya gunakan ini sangat mudah dan bahan-bahannya gak macem-macem. Cuman gelatine, water, corn syrup dan powder sugar.

Patillage Shapes
source : http://chockylit.blogspot.com/2005/10/red-velvet-cupcakes-with-vanilla-bean.html

1 packages gelatin
1/2 cup water
2 tablespoons light corn syrup (saya pake golden syrup)
5 cups powdered sugar

cake decor : pastillage shapes

prepare a clean work surface by spraying with water and then covering in a bit of powdered sugar

in a small saucepan, sprinkle gelatin over the water and let sit for 3 minutes
add corn syrup and stir to combine, heat over medium heat stirring constantly until gelatin is dissolved, about 12 minutes

add 3 cups of the powdered sugar to the bowl of an electric mixer at lowest setting, drizzle in all of the heated mixture
increase speed of mixer to combine

start to add more powdered sugar until the mixture gets stiff

you will need to transfer to the prepared work surface to finish needing by hand, you may also choose to need in powdered food coloring, add sugar or water as needed to get a smooth consistency, its like needing pasta dough - you want a similar consistency
once it is nice and smooth, divide it up for as much as you need and wrap the remainder in plastic wrap and store in an airtight container for up to 12 months

scrape down work surface for rolling, dust surface and rolling pin with corn starch, roll out pastillage as thin as you can get it, cut out shapes with whatever small cutters you have, set aside on parchment to dry

Gampang kan!

Catatan :
1. Setelah saya coba ternyata Pastillage ini karakternya lebih cepat kering daripada fondant. Jadi memang pada saat pengerjaan harus sedikit-sedikit dikeluarkan dari wadah kedap udara atau plastic wrap.
2. Gunakan pewarna makanan berbentuk bubuk, karena pewarna cairan yang water-based akan mempengaruhi konsistensi adonan.
3. Untuk membuat kaku adonan, pada saat menguleni, saya menambahkan tepung maizena sedikit demi sedikit sampai elastisitas yang saya inginkan (soalnya resep di atas masih kurang kalis dan masih lengket-lengket, jadi musti ditambahin gula bubuk/tepung maizena).
4. Saya belum mencobanya untuk cake covering, soalnya baru eksperimen bikin sedikit. Tapi sepertinya rada tricky nih kerja dengan pastillage untuk mencover bidang yg besar, karena karakternya yg cepet kering itu.
5. Sama halnya dengan fondant, air digunakan untuk merekatkan decorating pieces yg udah kering.

So far, untuk mengerjakan decorating pieces yang kecil-kecil sih gak ada masalah dan saya udah mulai terbiasa kerja dengan pastillage.

Untuk yg belum familiar, fondant/gum paste/marzipan/pastillage bisa digunakan utk elemen dekor seperti di bawah ini

leia's b'day cuppies
ini cuppies utk ultah Leia 2 th yg lalu (pake fondant):)


Yang udah pernah kerja dengan Pastillage (terutama suhu2 cake decorating) please masukannya.

more about Pastillage :
http://www.pastrysampler.com/Questions_and_Answers/pastillage.htm
http://www.bridgeandtunnelclub.com/cookery/in/pastillage/index.htm

3.03.2010

KBB#16 : Chiffon Cake



Ini tantangan paling edan dari semua tantangan KBB, bukan cuman tingkat kesulitannya aja yang rada advance tapi juga bikin ketagihan dan kesurupan. Coba aja tanya member KBB. Pasti rata-rata ngerjain tantangan ini berkali-kali. Resep yang dicoba juga macem-macem dan ganti-ganti. Biasanya sih saling ngeracunin, si ini lagi bikin chiffon apa? yang lain lagi share resep lain. Seru dan berkesan banget tantangan kali ini. Semuanya mendadak chiffonista!

Kendala yang gue hadapi saat bikin tantangan ini adalah masalah loyang. Bikin chiffon cake idealnya memang pake loyang chiffon cake (mirip loyang angelfood cake tapi ada kakinya). Lahh nyari loyang angelfood cake aja susah. Gak asik lah Kuwait untuk para bakers, nyari apa-apa (keperluan baking) banyak gak adanya. Akhirnya pas pertama kali hunting loyang, gue nemu loyang tulban kertas, gue pikir gak papalah daripada gak ada sama sekali.

Percobaan pertama yang gue jadiin laporan untuk KBB, pake loyang ini. Resepnya ambil dari mbak Riana, gue modifikasi chiffon kejunya jadi chiffon moka.

Chiffon cake7

Chiffon Keju
Source: Seri Masak Femina Primarasa - Cake Istimewa Semua Yummy

Bahan:
150 g terigu protein rendah, ayak (dita-140 g tepung all purpose+20 g coklat bubuk)
100 g keju cheddar, parut (dita-gak pake)
1/2 sdt soda kue
1 sdt baking powder
1/2 sdt garam
100 g gula kastor
100 ml minyak goreng
100 ml susu cair
5 kuning telur (dari telur @ 70 g)
7 putih telur (dari telur @ 70 g)
1/2 sdt cream of tartar (optional)
(dita) 1 sdt pasta moka

Olesan & Taburan:
200 gr mentega/margarine
200 gr keju cheddar, parut

Cara Membuat:

1. Panaskan oven pada 180 derajat Celcius. Siapkan loyang chiffon diameter 24 cm. Jika ada, gunakan loyang chiffon berkaki. Jangan olesi bagian dalamnya dengan minyak/margarin.
2. Campur terigu dengan keju parut (dita-coklat bubuk), soda kue, baking powder, garam, dan 2 sdm gula kastor, aduk rata. Buat lubang di tengah campura tepung, tuangi minyak goreng, susu dan kuning telur dan pasta moka (dita). Aduk dengan pengocok kawat hingga licin, sisihkan.

chiffon step1

3. Kocok putih telur dengan mikser berkecepatan sedang hingga berbusa, masukkan cream of tartar dan sisa gula dalam beberapa tahapan. Kocok hingga putih telur membentuk ujung yang tumpul waktu mikser diangkat.
4. Masukkan putih telur dalam beberapa tahapan ke dalam adonan tepung, aduk perlahan hingga rata. Perciki bagian dalam loyang dengan air masak
5. Tuang adonan ke dalam loyang. Masukkan dalam oven, panggang hingga matang (lk 75 menit). Tandanya tidak ada sisa adonan yang menempel ketika ditusuk dengan lidi. Keluarkan kue dari oven, segera balikkan loyang hingga kue benar-benar dingin (lk 1 1/2 jam). Keluarkan kue dari loyang dengan bantuan spatula/pisau panjang.

chiffon step 2

6. Balikkan kue di rak kawat, balik sekali lagi ke piring saji sehingga bagian atas kue tetap di atas. Olesi seluruh permukaan kue dengan mentega/margarin, lalu taburi keju parut.

chiffon step 3

Hasil akhirnya cantik mengembang. Teksturnya bener-bener ringan kayak kapas, jadi kalo digigit kapes-kapes gitu. Sebenernya not my kind of cake, gue lebih suka yang sedikit lebih padat. Buat penggemar manis, rasanya cake ini kurang manis, jadi silahkan ditambah gula secukupnya.

Percobaan kedua dapet sharing resep Gluten Free Chiffon Cake dari Regina. Lucu, ingredients-nya gak pake tepung terigu tapi pake tepung beras dan tepung beras ketan. Langsung penasaran pengen coba, pengen tau teksturnya kayak apa. Gak ada loyang, gak ada loyang deh. Akhirnya pake loyang loaf aja ;).

Pandan Gluten Free Chiffon Cake 2

gluten-free chocolate chiffon cake
source : Yujai

Three 4" round tube cake

Egg yolk // 3
Rice flour // 40g
Glutinous rice flour // 10g
Water // 20g
Oil // 15g
Cocoa powder // 2 tbps
Vanilla extract // 1 tsp
Egg white // 4
Sugar // 40g
Lemon juice // 1 tsp
Salt // 1/4 tsp

1. Combine and sift both rice flour. Separate the eggs and place the whites in one bowl and the yolks in another.

2. Whisk yolks in a large bowl until light in color, add in oil, then milk and vanilla extract. Add in flour in a few additions, beat until smooth.

3. In a separate bowl, with the whisk, beat the egg whites until foamy. Add in lemon juice and salt and continue to beat until soft peaks form. Gradually beat in the sugar(one tbps at a time) and beat until stiff peaks form.

4. With a large rubber spatula or wire whisk, gently fold the egg whites into the yolk batter just until blended (Do not over fold or else the batter will deflate).

5. Pour the batter into the ungreased tube pan and bake at 325F for 25 minutes , or until a inserted wooden skewer comes out clean. (When lightly pressed the cake will spring back).

6. Immediately remove the cake from the oven invert the pan and place on a bottle or flat surface so it is suspended over the counter. Let the cake cool completely before removing from pan.

notes :
1. Try substitute part of the rice flour with almond flour or other nut flour. It adds flavour to the cake too!

Ternyata cake jenis gluten memang tidak akan mengembang sempurna seperti halnya chiffon reguler, karena tidak ada kandungan gluten dalam tepung. Tekstur cake ini juga lebih membal tidak kapes-kapes spt layaknya chiffon cake, mungkin ada pengaruh dari penggunaan tepung beras ketan.

Percobaan berikutnya, kena guna-guna dari Rachmah....hahahahaha....Pake resep hasil modifikasi mbakyu Rachmah, Cheesy Chiffon Cake.

chiffon cheese cake

Cheesy Chiffon Cake
recipe by Rachmah Setyawati

5 kuning telur
100 gr Gula Castor
110 gr Tepung Terigu
20 gr Oatmeal Instant
15 gr Tepung Maizena
6 gr Baking Powder
80 ml Minyak Sayur/Goreng
120 ml Susu UHT cair putih
50-75 gr Cheese Cream Yummy - Neufchatel (tergantung selera, suka keju bgt / nggak)
(campur susu UHT dengan cheese cream, aduk hingga tercampur rata, sisihkan)
40 gr Cheddar Cheese, parut halus

5 putih telur
sedikit garam
3 gr COT (optional)
50 gr Gula Castor

Cara membuat :
1. Tepung terigu, tepung maizena, baking powder, campur ayak. Taruh dalam baskom, campur pula oatmeal instant.
2. Masukkan minyak sayur/goreng, aduk rata.
3. Masukkan kuning telur, aduk rata
4. Masukkan campuran susu cair + krim keju, aduk rata.
5. Taruh putih telur di dlm wadah kering, beri COT (optional), beri garam, kocok hingga mulai mengembang, masukkan gula sedikit sedikit smbil dikocok hingga soft peak.
6. Ambil sedikit adonan putih telur, campurkan ke dlm adonan tepung, aduk rata. Tambahkan sisanya berkala hingga rata. Terakhir masukkan keju cheddar aduk rata.
7. Masukkan loyang chiffon, oven hingga matang (aku pakai suhu 165 derajat pertama sekitar 15 menit, lalu turunkan hingga 155 drjt hingga kurleb total 30-35 menit - tp ini semua tergantung msing2 oven ya).

Semua bahan persis sama seperti yg disarankan resep, kecuali penggunaan oatmeal instan, gue ganti jadi mashed potato instant. Loyang yg digunakan adalah loyang loaf. Hasil cake-nya lembut, agak padat tidak kapes-kapes (tekstur spt ini yg gue suka). Permukaan cake retak. Panas yg digunakan 160˙C. Cake-nya tidak membubung tinggi. Kayaknya kepadatan cake karena pengaruh penggunaan mashed potato instant deh.

Berikutnya, gue nyoba Orange Chiffon Cake-nya Yasaboga, dapet resep dari sesama KBB-er di Kuwait, mbak Widya Suci. Udah punya loyang angelfood cake nih, infonya juga dari mbak Widya Suci dapetnya di mana *thanks mbak*. Buat gue resep ini terlalu manis. Hasil akhirnya agak crumbly, gak kapes-kapes.

orange chiffon cake

Setelah itu *belum kapok juga!*, latihan bareng baking dengan temen-temen di sini dan resep yang dipilih chiffon cake juga *doeng!* Kali ini kita milih Strawberry Chiffon Cake-nya Yasaboga. Wuiihhh cake-nya cantik banget, mengembang sempurna. Tapi sayang....hikss....pada saat dibalik, gak sampe 10 menit, tuh cake terjun bebas, meluncur sendiri dari loyangnya. Kayaknya karena loyang teflonnya udah keseringan dipake nih sama mbak Wid (udah 11 kali pake bok! udah gak perewi lagi). Menurut sharing Rachmah, ada beberapa karakter loyang yang begitu. Loyang udah terlalu sering dipake jadi lebih licin, dibandingkan loyang "perawan" yang masih kesat.




photo courtesy of Irra Fachriyanti

Gak kapuok juga? Masih ada yang ke-enam nih. Kali ini keracunan resepnya Nisa, Chiffon Cake Rempah. Ambruoolll juga! Huhuhu mau nangis.

spicy cake

Yang ke-7 *edan*, bikin lagi *pantang menyerah* pake resep sharing-an Mindoel, Orange Chiffon Cake.

orange chiffon cake

Orange Chiffon Cake
source : Happy Home Baking

Ingredients:
100 gr flour
1 1/2 tsp baking powder
1/2 tsp salt
3 egg yolks
40 gr caster sugar
50 ml vegetable oil
50 ml water
25 ml fresh orange juice
Zest of lemon (dita-I used zest of orange)

3 egg whites
40 gr caster sugar


Directions:
Preheat oven to 170˙C

Combine the flour, the baking powder and the salt. Set aside

In a mixing bowl, whisk manually the egg yolks the add the sugar in 3 times. Whisk until the mixture becomes sticky and turns pale. Drizzle in the oil, whisking at the same time until the mixture is well combined. Repeat the same with the water, followed by the orange juice. Sieve the flour mixture over the yolk mixture and whisk until fully incorporated into the batter. Add in the lemon zest (if used) and combine well

In a clean, dry mixing bowl, beat egg whites with an electric mixer until mixture becomes frothy and foamy. Gradually beat in the sugar and beat on high speed until stiff peaks form. Then add the beaten egg whites into the yolk batter in 3 separate times then folding gently with a spatula until just blended after each adding

Pour batter into a 18cm (7 inch) tube pan (do not grease the pan). Tap the pan lightly on a table top to get rid of any trapped air bubbles in the batter. (Note: my pan is bigger, that's why the cake doesn't look so high). Bake for 45 to 50 mins or until the cake surface turns golden brown and a skewer inserted into the centre comes out clean. Remove from the oven and invert the pan immediately. Let cool completely before unmould. To remove the cake from the pan, run a thin-bladed knife around the inside of the pan and the center core. Release the cake and run the knife along the base of the pan to remove the cake

Gue berasumsi bahwa cake yang ambrol itu karena adonan pastanya terlalu cair. Makanya pas nyoba resep ini, penambahan cairan gak semuanya sesuai resep, supaya hasil akhir pastanya gak terlalu cair. Dan suksyes gak terjun bebas saat dibalik *gatau juga ya ada pengaruhnya apa nggak dari konsistensi adonan pasta*

Setelah itu, loyang chiffon pesenan dari Indonesia datang!!! Senangnya! Tapi udah ahh...istirahat dulu ya. Bulan ini udah boros telur!! :D Gara-gara mendadak chiffonista!